BOJONEGORO (Independensi)- Ketua DPC PDI Perjuangan Bojonegoro H. Abidin Fikri, S.H., M.H. mengungkapkan peristiwa penyerbuan kantor PDI Pro Mega 27 Juli 1996 merupakan titik awal mewujudnya gerakan arus bawah Pro Mega yang menentang kesewenang-wenangan rezim Orde Baru.
Hal itu diungkapkan Abidin Fikri saat menggelar doa Bersama serentak 28 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan se-Kabupaten Bojonegoro, baru-baru ini.
Abidin menjelaskan, peristiwa 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan KUDATULI merupakan wujud dari titik awal gerakan rakyat yang pada prosesnya mematangkan demokrasi arus bawah sehingga saat ini mewujud menjadi PDI Perjuangan.
“Maka dari itu mari kita mendoakan para pejuang partai yang telah gugur gigih mempertahankan demokrasi melalui aksi mempertahankan kantor PDI di Jalan Diponegoro No.58, Menteng, Jakarta Pusat,” ungkap Abidin Fikri.
Abidin melanjutkan, pelajaran penting bagi kita adalah teladan dari Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri yang berani menempuh pendekatan hukum dalam melawan kezaliman Orde Baru yang memberangus nilai-nilai demokrasi saat itu.
“Teladan Ibu Mega yang melakukan keberanian politik melalui jalur hukum saat itu merupakan terobosan yang revolusioner dalam melawan otoritarianisme Penguasa Orde Baru,” tegas Abidin Fikri.
“26 Tahun telah berlalu mari kita mendoakan agar para pejuang partai yang gagah berani bertaruh nyawa dalam mempertahankan demokrasi mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” tambah alumni GMNI itu. (Hiski Darmayana)