JAKARTA (Independensi.com) – Melengkapi kunjungan kerjanya ke NTT, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkesempatan meninjau rehabilitasi Bendung Kambaniru di Kelurahan Maulumbi, Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bendung Kambaniru yang dibangun pada dekade 90 an tersebut mengalami kerusakan serius akibat bencana Badai Seroja pada April 2021 silam. Untuk itu, Kementerian PUPR telah melakukan rehabilitasi bendung tersebut yang dilaksanakan oleh PT Nindya Karya.
Menteri Basuki dalam tinjauan tersebut menginstruksikan kepada kontraktor pelaksana untuk memperhatikan kualitas pekerjaan agar bangunan air yang telah diperbaiki dapat lebih kuat terhadap risiko bencana di kemudian hari.
“Saya minta agar semua pekerjaan diselesaikan dengan rapi, termasuk pada bagian jalan yang perlu diaspal, dan dinding-dinding bangunan yang harus dicat kembali,” kata Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, Bendung Kambaniru merupakan salah satu sumber konservasi air yang ada di Sumba Timur guna mengatasi kekeringan. Iklim di Sumba Timur memiliki musim kemarau lebih panjang daripada musim penghujan, dimana curah hujan tahunan rata-rata cukup rendah berkisar 800 mm.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II Feriyanto Pawenrusi mengatakan, saat ini progres rehabilitasi secara teknis sudah rampung. “Saat ini kita fokus pada penyelesaian dan perapihan (finishing) pada bagian-bagian tertentu, termasuk untuk mempercantik lansekap,” ujarnya.
Bendung Kambaniru dibangun dan dirancang dengan tujuan untuk mengairi lahan persawahan di Mauliru, Kawangu dan Kambaniru dengan luasan hampir 1.440 hektar.
Sebagai prasarana vital di Sumba Timur, Bendung Kambinaru juga telah menjadi salah satu destinasi wisata di Sumba Timur.
Keindahan latar belakang yang berupa jajaran perbukitan hijau asri menjadi daya tarik tersendiri. Perpaduan jernihnya aliran air dan hijaunya perbukitan menjadi satu komposisi yang memanjakan mata para pengunjungnya.
Di hulu bendung, juga terdapat sebuah jembatan yang membentang cukup panjang guna menghubungkan dua desa sekitar. Pengunjung dapat melintasi jembatan ini untuk sekedar melihat lansekap aliran sungai dan jajaran perbukitan dari ketinggian.
Turut hadir dalam tinjauan tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Bupati Sumba Timur Khristofel Praing, Direktur Utama PT Brantas Abipraya (Persero) Sugeng Rochadi, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, Direktur Irigasi dan Rawa Supardji, dan Kepala BWS NT II Feriyanto Pawenrusi. (wst)