JAKARTA – Pagelaran pesta empat tahunan Piala Dunia 2022 ini bakal menjadi panggung terakhir bagi megabintang Lionel Messi dan Luca Modric. Timnas Argentina akan berjumpa dengan Kroasia di semifinal, Selasa (13/12/2022) waktu setempat atau Rabu (14/12/2022) WIB.
Tongkat estafet pemain kedua negara yang bertarung di semifinal, tentu diserahkan kepada pemain muda berpotensi, meskipun kualitas penerima estafet belum tentu sama. Terutama masalah kepemimpinan di lapangan.
Baik Messi maupun Modric kepemimpinan keduanya sebagai Kapten tim sudah tidak diragukan, dan patut diacungi jempol. Kepiawaian membaca permainan dan mengkordinasi teman teman keduanya di lapangan sangat mumpuni.
Secara tehnik baik skill individu maupun maupun kedewasaan dan pengalaman bertanding di lapangan belum ada satupun pemain baik dari Argetina Maupun Kroasia yang menandingi. Ibarat pilot pesawat jam terbang Messi dan Modric sudah sangat tinggi.
Lionel Messi pemegang nomor punggung 10, sering disebut pemain terbaik dunia dan dianggap sebagai pemain terhebat sepanjang masa. Ia sudah memenangkan 7 kali Ballon d’Or yakni penghargaan sepakbola tahunan atau bola emas serta enam kali mendapat Sepatu Emas Eropa. Messi kelahiran 24 Juni 1987 ini tercatat untuk keenam kalinya membela Argentina di Piala dunia dan 170 kali untuk laga internasional.
Menilik dari usia sepertinya, Piala Dunia Qatar 2022 menjadi terminal terakhirnya. Untuk itu Ia bertekad mempersembahkan yang Terbaik buat negaranya dipenghujung kariernya tim finalis 2018, Kroasia.
Luca Modric, kelahiran 9 September 1985 memiliki karir sepakbola cemerlang. Bernomor punggung 10, Modric sebagai kapten tim merupakan otak dan roh serta kejeniusan Kroasia. Dari pemain tengah Real Madrid ini menjadi tumpuaan pemain Kroasia lainnya. Ia menjadi inspirator bagi rekan-rekannya.
Modric juga mendapat penghargaan pemain terbaik dari FIFA di Piala Dunia 2018 dan Pemain Pria Terbaik FIFA tahun 2018. Tidak berbeda dengan Messi, ia bertekad menutup karirnya di Piala dunia dengan ending yang baik yaitu menggapai prestasi lebih baik dari Piala Dunia Prancis 2018. Jadi bagi Messi maupun Modric, kiprah keduanya di Piala Dunia mencetak prestasi terbaik sekarang atau berakhir.
Bakal Sengit
Partai semifinal antara Argentina versus Kroasia bakal berlangsung ketat dan sengit. Kedua tim adu ketrampilan baik tehnik maupun kerjasama tim dan adu skill, membuat partai ini menarik dan enak untuk dinikmati. Apalagi pendukung kedua tim begitu fanatik mendukung masing2 negara, semakin menambah atmosfir dan bobot pertandingan.
Pelatih Argentina Leonel Scaloni dan pelatih Kroasia, Zlatko Dalic menurunkan pemain starter eleven tidak jauh berbeda dengan ketika bertarung di perempat final. Pada sektor lini tengah akan menjadi lahan perebutan antara Kapten tim Lionel Messi, Fernandez, Mac Alister, De Paul dengan Modric, Brozovic dan Kovacic.
Pemain belakang Barisic,Gvardiol, Lovren dan Jurannovic harus tetap fokus menjaga daerahnya dari gempuran dan tekanan bombers Lautoro Martinez, Alvarez dan Gomez. Yang menjadi titik perhatian gerakan ekplosif Messi baik dengan bola maupun tanpa bola.
Messi ini cerdik untuk membuka daerah kosong buat rekannya dan cukup sulit dijaga,ia cerdik untuk melepaskan diri dari kawalan lawan dan dalam situasi cukup sulitpun dia bisa melepaskan tendangan terarah yang cukup sulit ditepis kiper Dominic Livakovic.
Kali ini pertahanan terakhir yang dijaga kiper Livakovic akan diuji lagi ketangguhannya oleh Messi dkk. Pertahanan yang dikomandoi Otamendi diuji pula oleh gempuran winger berbahaya dan tajam, Perisic, bomber Petkoviv dan Kramaracic yang dibantu dari tengah Modric yang begitu rajin membuka ruang buat rekannya menekan ke jantung pertahanan. Gerakan Brozovic dan Kovacic harus mendapat perhatian khusus dari kubu Argentina. Kalau lengah, maka kiper Emelio Martinez bakal jatuh bangun menghadapi tekanan para pemain Kroasia.
Dalam partai ini tim yang kebobolan duluan akan sulit dan kerja keras mengejar ketertinggalannya. Jika pertandingan berakhir dengan tendangan adu penalti, tiket ke final bisa terancam bagi Argentina. Pasalnya Modric dkk sedikit berpengalaman dalam mengeksekusi tendangan penalti dan tangguhnya kiper Livakovic dalam mengantisipasi dan menepis tendangan penalti. Hal ini sudah dibuktikan ketika memulangkan Jepang di babak 16 besar dan Brasil pada perempat final. (Eddy Lahengko – Pengamat Sepakbola)