Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, setelah memimpin rapat di Pos Pengamatan Gunungapi Agung
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, di Pos Pengamatan Gunungapi Agung. (foto istimewa)

Warga Diimbau Kembali, Zona Perkiraan Bahaya dan Status Diturunkan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga) pada Sabtu pukul 09.00 Wita.

“Dengan penurunan status ini, zona perkiraan bahaya juga diturunkan dari yang awalnya enam kilometer menjadi empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, setelah memimpin rapat di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, Karangasem.

Setelah penurunan status ini, ia menjelaskan, maka seluruh warga yang masih berada di posko pengungsian dapat segera kembali ke rumah masing-masing.

“Pada saat ini, kegiatan aktivitas masyarakat juga telah dinyatakan aman dari gangguan aktivitas Gunung Agung, sehingga warga bisa kembali ke kampung halamannya masing-masing,” kata Jonan.

Kepala PVMBG Kasbani menyatakan status gunung api tersebut diturunkan berdasarkan hasil pengamatan PVMBG terhadap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung, yang sudah menurun signifikan.

“Semua data dan informasi menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Agung telah menurun. Volume kubah lava di permukaan kawah juga tidak mengalami perubahan berarti, yaitu masih sekitar 20 juta meter kubik,” ujarnya.

Kasbani menambahkan, pengukuran tiltmeter menunjukkan pola inflasi (penggembungan) dengan laju rendah, yang mengindikasikan akumulasi tekanan di Gunung Agung masih terjadi namun tidak signifikan.

“Citra satelit termal juga menunjukkan adanya penurunan temperatur di permukaan kubah lava. Hal ini mengindikasikan berkurangnya laju aliran magma ke permukaan,” ujar Kasbani.

Kasbani mengatakan Gunung Agung masih berpotensi meletus lagi, “Namun kami perkirakan apabila Gunung Agung kembali erupsi, maka skala eksplosivitasnya rendah.”

Dalam kurun satu bulan terakhir, frekuensi erupsi Gunung Agung menurun. Erupsi terakhir terjadi 24 Januari 2018 dan ketinggian kolom erupsi maksimal dalam satu bulan terakhir adalah 2.500 meter pada 19 Januari 2018.

Sementara itu, aktivitas masyarakat sejak pengurangan radius kawasan rawan bencana menjadi hanya enam kilometer dari puncak kawah sudah relatif pulih, termasuk di pusat kota, Amlapura, meski puncak gunung sering diselimuti awan.(BM/ant)