JAKARTA (IndependensI.com) – Juara dunia selancar tiga kali, Mick Fanning, menyatakan pensiun dari olahraga air yang sudah digelutinya selama 17 tahun. Atlet asal Australia itu tidak akan tampil lagi di ajang profesional setelah dua kejuaraan awal 2018.
Quiksilver Pro Golf Coast dan Rip Curl Pro Bells Beach menjadi dua kejuaraan terakhir yang diikutinya. Setelah itu, dia tidak lagi berlaga di Liga Selancar Dunia (WSL).
Kejenuhan menjadi alasan utama Fanning pensiun. “Saya rasa saya sudah kehilangan dorongan untuk berkompetisi hari demi hari,” kata Fanning dalam surat elektronik yang diterima IndependensI.com, Rabu (1/3/2018).
“Saya sudah menekuni bidang ini selama 17 tahun, bahkan lebih lama lagi sejak kerjuaraan QS dan junior. Saya merasa tidak bisa menjalaninya lagi 100 persen,” ujar laki-laki kelahiran Penrith, Sydney, 13 Juni 1981 itu.
“Saya tidak lagi bisa menikmatinya seperti dulu. Saya tetap suka berselancar dan saya masih menggemarinya. Tapi saya merasa ada hal lain yang harus saya kerjakan di tahap ini dalam hidup saya,” ujarnya.
“Saya memilih menyudahinya di Bells karena saya selalu membayangkan bahwa kejuaraan terakhir saya ada di Bells. Di tempat itu saya mengawali karier saya. Di tempat itu juga saya mendapatkan kemenangan awal di tur. Saya benar-benar merasa terhubung dengan kejuaraan itu,” kata Fanning.
Selama perjalanan kariernya, Fanning berhasil mendapatkan apa yang hanya bisa dibayangkan oleh kebanyakan orang. Dia sempat mengalami cedera serius yang nyaris menyudahi karier profesionalnya tapi dia berhasil bangkit lagi. Fanning bahkan pernah bertarung melawan hiu dan berhasil meloloskan diri tanpa cedera. Kejadian itu tertangkap dalam siaran langsung televisi.
Di panggung selancar profesional, Fanning berhasil tiga kali juara WSL, 22 kali menjuarai ajang tur dunia, dan menyelesaikan 16 musim kejuaraan. Statistik itu menjadikannya salah satu peselancar dan olahragawan terbesar sepanjang sejarah.
“Perjalanan saya di tur sudah seperti roller coaster. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Tapi Anda harus tahu, ketika saya melihat kembali perjalanan saya dalam tur, itu adalah kenangan yang sangat menakjubkan,” kata Fanning mengenang kariernya.
“Mulai dari membangun kemampuan, berjuang, dan kemudian berhasil memenangi kejuaraan, lalu merayakannya merayakannya bersama teman-teman, serta bisa mengunjungi tempat-tempat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,” ujarnya.
Mick Fanning sudah lama menjadi bagian dari Rip Curl dan bahkan jauh sebelum ia bergabung dengan rangkaian kerjuaraan elite dunia. Rip Curl telah mendampinginya melalui semua kejuaraan itu, ketika dia berada di atas maupun saat dia ada di bawah.
“Ini merupakan perjalanan yang gila dan sangat emosional dalam karier profesional Mick untuk kami semua di Rip Curl,” kata Rip Curl Chief Brand and Marketing Officer, Neil Ridgway.
“Dia sudah lama menjadi peselancar nomor satu kami dan rasanya pasti sangat aneh saat kami harus melihatnya keluar di Bells. Kami sama-sama banyak belajar menjadi mitra dalam berselancar begitu lama dan saya sangat berterima kasih atas semua yang telah dia lakukan dengan tiga gelar dunianya,” ujar Ridgway.
“Saya secara pribadi memiliki rasa hormat yang besar terhadap dia. Kami mengalami saat-saat penting dalam kariernya yang seringkali amat menantang. Namun namun dia dapat mencapainya. Karena itu, saya pasti terus mengenang Mick selama sisa hidup saya. Jadi ‘Cheers, Mick!’ dan sampai bertemu dalam perjalanan The Search,” kata Ridgway.