JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pertanian melakukan uji coba teknologi tata kelola air yang diharapkan dapat menjadi jalan keluar/ solusi efektif dan efisien untuk pengembangan lahan rawa dan lahan kering di Indonesia.
“Teknologi yang disebut dengan ‘Sheet-Pipe System’ tersebut diuji coba di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kemeterian Pertanian, Subang,” kata Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian Ani Andayani melalui siaran pers Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian yang diterima Independensi.com di Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Dikatakan bahwa saat ini Indonesia terus mengejar dan melihat peluang dengan berbagai alplikasi teknologi untuk meningkatkan produktifitas pertanian tanah air. “Kita semua tahu, Menteri Pertanian (Amran Sulaiman), tidak ingin lahan tidur berupa rawa dan lahan kering menjadi lahan terlantar dan tidak produktif.
Dengan berbagai upaya kita sudah berhasil memanen padi di lahan rawa, namun tingkat produktivitas dan optimalisasi lahan masih kurang,” katanya.
Hingga saat ini, data yang dihimpun oleh Kementerian Pertanian bersama Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan rawa dan lahan kering di Indonesia sudah mencapai hampir dua juta hektare dari target pemerintah sebanyak empat juta hektare target pemerintah.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian Budi Indra Setiawan, memaparkan bahwa penjajakan teknologi Sheet-Pipe System ini sudah berlangsung selama tiga tahun.
Perusahaan yang mengembangkan teknologi ini, sudah berjanji melakukan studi kelayakan selama tiga kali musim tanam di Balai Besar Padi, Sukamandi, Jawa Barat.
Japan International Cooperation Agency (JICA) akan menjadi sponsor penerapan teknologi ini di Indonesia dengan memberikan dana hibah (grant) selama tiga tahun.
Dana tersebut digunakan untuk penerapan teknologi pada lokasi lahan rawa maupun lahan kering di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sejauh ini, di luar Jepang, teknologi ini baru diaplikasikan di Vietnam atau pada Delta Sungai Mekong.
Indonesia menjadi negara kedua di luar Jepang. CEO Kyouwa Kensetsu Kogyo Co., Ltd, Koremasa Tamura mengatakan bahwa produk Sheet-Pipe System ini sudah melewati masa uji coba dan mendapatkan paten international.
Teknologi ini dapat bertahan selama 15 tahun, bahkan hingga 20 tahun. Ia melihat kondisi lahan di Indonesia layak menggunakan teknologi ini.
Diakhir dari uji coba di lapangan, Ani Andayani mengatakan aplikasi teknologi ini, membutuhkan sumber daya manusia terlatih, dan memahami IT, agar dapat menggunakan alat yang sudah canggih dengan sensitivitas sensor yang sangat tinggi tersebut.