Karo (IndependensI.com) -Sebuah jembatan kecil yang menghubungkan Desa Bintang Merah, Kecamatan Kuta Buluh dengan Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinanga di Kabupaten Karo, Sumatera Utara memiliki peran sangat vital dalam mobilitas penduduk dan barang. Jembatan desa yang memiliki panjang sekitar 10 meter ini bekas peninggalan zaman kolonial Belanda yang sampai hari ini tetap bertahan, meskipun kondisinya memprihatinkan.
Jembatan Telagah namanya. Jembatan tersebut sudah berusia kurang lebih 100 tahun. Pertama kali dibangun sejak zaman penjajahan Belanda. Jembatan penghubung antarkecamatan dan juga jembatan penghubung antardesa ini juga menghubungkan antara Desa Tanjung Kecamatan Tiganderket – Desa Bintang Meriah Kecamatan Kuta Buluh dan Desa Perbesi Kecamatan Tigabinanga.
Menurut pantauan IndependesI.com pada hari Senin (30/07/2018) jembatan Telagah semakin memprihatinkan. Di sisi jembatan sudah kelihatan sudah “soak” atau rusak karena pernah ditabrak maupun karena factor lapuk dimakan usia. Tembok penahan badan jembatan di sisi kiri dan kanan tampak pecah dan dikhawatirkan ambrol sewaktu-waktu. Di sisi lain, truk besar bermuatan barang masih terus melintasi jembatan ini. Jembatan ini sering dilalui truk-truk besar karena menjadi lalu lintas barang hasil pertanian.
Selain itu, jembatan Telagah juga termasuk salah satu akses jalur evakuasi bila sewaktu waktu terjadi erupsi Gunung Sinabung yang telah di tetapkan oleh BNPB untuk memudahkan para warga yang berada di sekitar Zona merah Sinabung untuk mengungsi ketempat yang aman seperti ke Desa Perbesi maupun menuju Kecamatan Tigabinanga.
Menurut keterangan Sunggelit S Maha (49) Salah seorang warga Desa Bintang Meriah yang dijumpai IndependensI.com mengatakan sudah lama diusulkan agar jembatan atai ‘titi’ Telagah ini diperbaiki. “Sudah setiap tahun Jembatan Titi Telagah kami usulkan agar bisa di perbaiki, baik disetiap acara Musrembang Desa, begitu juga pada saat Musrembang di Kecamatan yang di hadiri oleh Camat, anggota legeslatif (DPRD) Tk II Karo dan beberapa unsur Forkopinda Kabupaten Karo. Namun hingga saat ini belum ada tanda tanda dari pemerintah daerah untuk memperbaiki “ kata Sunggelit Maha.
Sunggelit Sembiring Maha menambahkan “jembatan Telagah sudah saatnya untuk diperbaiki, bahkan dibangun baru mengingat vitalnya peran jembatan ini. Kalau jembatan rusak dipastikan menggangu kelancaran angkutan komoditi pertanian seperti jagung, palawija, jeruk dan hasil pertanian lainnya.
Jembatan ini kerap dilalui oleh kenderaan berat pengangkut hasil pertanian warga untuk di bawa ke pasar. Dikhawatirkan jembatan tersebut sewaktu waktu tidak lagi dapat menahan beban berat kendaraan yang melintas. “Untuk itu kami sangat berharap agar pemerintah segera membenahi dan membangun jembatan telagah,jangan tunggu ada korban dulu baru jembatan ini di benahi,” kata S Maha. (Daris Kaban)