JAKARTA (independensi.com) – Direktur Utama PT PGN Tbk (PGAS) Gigih Prakoso mengatakan, penyelesaian akusisi Pertagas mundur dari target, yang semestinya September menjadi November 2018. Hal ini disebabkan masih diperlukannya proses administrasi dalam pembayaran akusisi tersebut.
“Akuisisi masih berjalan. Paling lambat November, kami closing, terus bayar. Sekarang prosesnya melengkapi semua dokumen-dokumen yang dipersyaratkan untuk closing,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/10/2018)
Dia melanjutkan, salah satu dokumen yang disyaratkan tersebut yakni berasal dari pihak Pertamina terkait kesiapan dan persetujuan RUPS. Gigih menyanggah, bukan berarti Pertamina belum siap dalam akuisisi hanya saja sedang melakukan proses.
“Sekarang kami lagi minta approval dari pemegang saham, kalau sudah dapat persetujuan tinggal melakukan pembayaran. Cara pembayaran tetap dilakukan dalam dua tahap,” imbuhnya.
Seperti diketahui, PT Perusahaan Gas Negara/PGN Tbk (PGAS) masih mencari alternatif terbaik untuk membayar sisa transaksi integrasi dengan PT Pertamina Gas (Pertagas). Pasalnya, perusahaan perlu mempertimbangkan kebutuhan pendanaan untuk ekspansi lain.
“Kami masih punya kapasitas dari sisi arus kas. Namun, kami juga melihat opsi pinjaman dari luar, sehingga kalau korporasi membutuhkan untuk mengembangkan usaha, masih memungkinkan,” ujar Direktur Infrastruktur dan Teknologi Dilo Seno Widagdo kepada media saat dijumpai usai melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PGN, di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Adapun, Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy pun menyampaikan hal yang sama. Kendati demikian, ia masih enggan mengungkapkan perihal pinjaman itu dengan lebih detil.
“Bisa jadi (pakai pinjaman di luar perbankan BUMN). Semua opsi masih bisa. Tapi detilnya tunggu saja nanti, yang bisa saya jawab kas internal 50% ini sudah kami siapkan, pembayaran tahap pertama integrasi tersebut akan dilakukan tepat pada 29 September nanti,” imbuhnya.