JAKARTA (Independensi.com)
Korps Adhyaksa atau kejaksaan kini sedang berduka. Salah satu putra terbaiknya yaitu Wakil Jaksa Agung Arminsyah meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi KM 13 B, pukul 14.30, Sabtu (4/4/2020).
Meninggalnya almarhum tentu sangat mengejutkan. Bukan saja keluarga besar Adhyaksa. Tapi termasuk saya dan juga rekan-rekan wartawan yang meliput dan bergabung dalam Forwaka atau Forum Wartawan Kejaksaan Agung.
Banyak yang pada awalnya tidak percaya dengan berita kepergian almarhum. Tapi begitu membaca berita adanya kecelakaan di Tol Jagorawi dengan korban Wakil Jaksa Agung Arminsyah akhirnya semua percaya.
Ucapan turut berduka cita dan belasungkawa serta doa pun mengalir deras di grup WA Forwaka. Karena almarhum merupakan salah satu sosok jaksa dan pimpinan kejaksaan yang cukup akrab dengan para wartawan.
Nama almarhum sendiri sempat mendunia setelah dipercaya pemerintah untuk menjadi Chief de Mission Kontingen Indonesia di Para Games 2018 yang berlangsung di Indonesia.
Sementara itu bagi jajaran kejaksaan pria kelahiran Padang, Sumatra Barat, 3 Mei 1960 seperti disampaikan Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono adalah figur pemimpin yang dinilai sangat dekat dengan pegawai. Selain itu rendah hati, perhatian, dan pendengar setia.
Banyak memang prestasi ditorehkan peraih gelar doctor cumlaude dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), 3,92 dari Universitas Airlangga pada 18 Maret 2016.
Gelar doktor tersebut diraih Arminsyah saat menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Khusus dengan menyajikan desertasi berjudul Redefinisi Hukum Konsep Kesengajaan dalam Tindak Pidana Korupsi.
Selain itu mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur ini pun dikenal sebagai salah satu ujung tombak reformasi kejaksaan. Karena berkat kerja kerasnya citra korps Adhyaksa pun terangkat.
Hal tersebut terbukti setelah jajaran Adhyaksa berhasil meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
“Itu merupakan bukti totalitas kerja almarhum,” ucap Hari seraya menyebutkan almarhum yang gemar olahraga sepeda juga selalu mendorong pemanfaatan sarana dan perbaikan sistem informasi dan teknologi (IT).
Berkat konsistensi dan kerja kerasnya, Kejaksaan kini menjadi salah satu lembaga negara yang modern dan terpercaya.
Mantan Jaksa Agung Muda Intelijen ini juga memiliki gagasan menarik terkait upaya membangun manusia melalui lima kecerdasan, yaitu kecerdasan fisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan semangat spiritual.
“Jadi kita tidak boleh gampang marah, harus bisa menyikapi suatu keadaan dengan tenang,” ujar Arminsyah kala membuka kejuaraan Tenis Meja Adhyaksa Open 2018, di Sasana Andrawina, Kompleks Kejagung Jakarta, Rabu, 18 April 2018.
Pak Armin begitu biasa disapa oleh saya dan rekan-rekan wartawan memang kini telah berpulang keharibaan Allah SWT. Tapi mungkin sulit untuk melupakan kenangan dan kebaikan almarhum selama ini.
Saya pun tidak percaya kalau pertemuan dengan almarhum pada hari Selasa 31 Maret 2020 di Kejaksaan Agung merupakan pertemuan terakhir.
Kini duka mendalam mengalir dari kerabat dan semua pihak yang merasa kehilangan. Selamat jalan putra terbaik Korps Adhyaksa dan terima kasih atas prestasi dan gagasan untuk membawa Kejaksaan semakin bersinar.(muj)