JAKARTA (IndependensI.com) – Sengketa antara Qatar dan Arab Saudi berimbas ke jemaah haji Qatar. Pemerintah Qatar menuduh Saudi membahayakan keselamatan jemaah hajinya yang akan berangkat ke Mekah setelah Riyadh menolak memberikan jaminan keselamatan.
Saudi dan sekutunya memboikot Qatar sejak 5 Juni 2017. Pengucilan itu dilakukan setelah Saudi mencurigai negara tetangganya itu mendukung kelompok ekstrimis dan menjalin hubungan dengan Iran.
Pada 20 Juli 2017, Riyadh mengatakan bahwa orang Qatar yang ingin melaksanakan ibadah haji tahun ini masih diperkenankan masuk. Tapi ada beberapa pembatasan yang diberlakukan terhadap mereka.
Kementerian Haji Saudi mengatakan jemaah asal Qatar yang datang dengan pesawat harus menggunakan maskapai penerbangan yang sudah bekerja sama dengan Saudi. Jemaah haji Qatar juga diwajibkan mengurus visa on arrival segera setelah tiba di Jeddah atau Medinah.
Kementerian Urusan Islam Qatar, dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita QNA, Minggu (30/7/2017), mengatakan bahwa pihak Saudi “menolak menjalin komunikasi terkait penjagaan keselamatan jemaah dan memfasilitasi jemaah haji.”
Pihak Qatar menuduh Riyadh “mencampuradukkan masalah politik dengan salah satu pilar dalam Islam, yang dapat mengakibatkan banyak Muslim tidak bisa menjalankan salah satu kewajiban suci ini.”
Berdasarkan pernyataan kementerian, sekitar 20.000 orang Qatar sudah mendaftarkan diri untuk menjalankan ibadah haji tahun ini. Kementerian ini juga membantah pernyataan Saudi yang mengatakan Doha menunda pendaftaran jemaah hajinya.
“Pengaburan fakta seperti itu bertujuan menghambat jemaah dari Qatar ke Mekah, setelah terjadinya ketegangan di kawasan ini,” kata pihak Qatar yang diarahkan kepada Saudi dan sekutunya.