JAKARTA (IndependensI.com) – Air China tetap untung meski harga bahan bakar naik. Maskapai penerbangan utama China itu mendapatkan kenaikan pemasukan dari terus naiknya jumlah penumpang.
Selama periode Januari-Juni 2017, Air China mendapatkan 3,92 miliar yuan (US$594 juta). Nilai itu naik 3,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Data ini disampaikan Air China dalam pernyataan di bursa saham Hong Kong, Rabu (30/8/2017).
“Meski ada pengaruh dari sejumlah faktor yang tidak menguntungkan, termasuk kenaikan harga minyak, kelompok usaha ini masih bisa mendapatkan hasil yang memuaskan,” kata maskapai yang bermarkas di Beijing itu.
Maskapai penerbangan China diuntungkan dengan melonjaknya jumlah penumpang domestik dan internasional. Fenomena itu tidak lepas dari naiknya kesejahteraan masyarakat kelas menengah China, yang kini punya uang lebih untuk tamasya. Keuntungan bisa lebih tinggi lagi seandainya harga minyak tidak naik.
Bahan bakar jet naik 40,1 persen di semester pertama tahun ini. Kenaikan itu menggerus 8,8 persen pendapatan Air China.
Maskapai terbesar Asia, China Southern Airlines, belum lama ini mengatakan laba bersihnya pada semester pertama tahun ini turun 11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Mereka juga mengatakan penyebabnya adalah kenaikan harga bahan bakar.
China Eastern meraup kenaikan pendapatan sebesar 34,4 persen. Namun lonjakan pemasukan itu hanya didapatkan dari penjualan anak perusahaannya yang bergerak di bidang logistik.
Pada Kamis (31/8/2017) pagi, saham Air China turun 3,18 persen di Hong Kong dan 1,91 persen di Shanghai.