GRESIK (IndependensI.com) – Banyaknya pihak yang mempertanyakan masih pantaskah, Kabupaten Gresik, menyandang sebutan Kota Santri. Ditengah kemaksiatan, pelanggaran norma agama yang sudah merajalela dan menjadi pemandangan umum di Gresik. Bahkan, seolah ada pembiaran dan tidak ada kepedulian terhadap slogan atau sebutan tersebut.
Merespon hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik. Mengelar Dialog Publik dengan tema ” Mempertanyakan Kembali Slogan, “Gresik Kota Santri” Diruang Islamic Centre Masjid Agung Gresik, yang terletak di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo Gresik, Minggu (1/10/2017).
Ketua MUI Gresik, KH Mansoer Shodiq mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pihaknya ini. Sebagai, bentuk kepedulian serta keprihatinan terhadap Slogan tersebut. Agar tidak sekedar menjadi slogan semata, tetapi dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Baik oleh masyarakat maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik sebagai pihak yang berkompeten terhadap slogan itu.
“Selama ini slogan Gresik Kota Santri ini, masih sering dipertanyakan oleh berbagai pihak. Karena, realitasnya di Gresik masih banyak dijumpai praktek-praktek yang tidak mencerminkan slogan itu,” ujarnya.
Ditambahkan KH Mansoer Shodiq, dengan kegiatan ini MUI juga berharap slogan itu bisa dipertegas dalam RPJMD Kabupaten Gresik. “Jika slogan itu, bisa dimasukan dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Gresik 2018. Sehingga wujud nyata slogan itu akan bisa dirasakan oleh masyarakat,” cetusnya
Sementara, Kabid Pengembangan Wilayah, Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Gresik, Misbahur Munir, mengaku bahwa pihaknya kesulitan menyusun indikator-indikator dalam slogan Gresik Kota Santri untuk dimasukan dalam RPJMD 2018.
“Kami terus terang saja, masih kesulitan dalam merumuskan slogan tersebut, untuk dimasukan dalam RPJM Pemerintah Kabupaten Gresik. Sehingga visi dan misi slogan itu bisa terwujud secara nyata,” terangnya.
Sedangkan, Eks Bupati Gresik, Robach Maksum yang hadir dalam dialog. Berpendapat, bahwa slogan Gresik Kota Santri itu sangat bagus. “Slogan itu, sangat baik dan tidak perlu dipermasalahkan. Yang harusnya dilakukan sekarang adalah, bagaimana pemerintah daerah bisa benar-benar mengimplementasikannya kedalam kehidupan nyata sesuai dengan konsep-konsep Islam yang sesungguhnya,” tandasnya. (Rezereno)