BEKASI (IndependensI.com) – Kawasan Kota Bekasi yang merupakan kota jasa dan perdagagan, berpotensi menjadi daerah pemasaran kain batik. Penduduk Kota Bekasi saat ini diperkirakan tiga juta jiwa dan menjadi pemasaran produk batik nasional.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharam usai membuka acara Pameran Batik & Craft 2017 di Mall Grand Galaxy Park, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2017, Senin (2/10/2017).
“Bekasi memiliki prospek pasar yang menjanjikan untuk pengusaha batik karena pesatnya pembangunan infrastruktur dan transportasi yang bisa menjadi magnet bagi calon pembeli,” katanya.
Disebutkan, Kota Bekasi saat ini sedang membenahi infrastruktur kawasan sebagai mitra Jakarta dan mulai penambahan akses jalan baru, pembangunan transportasi massal hingga penyediaan ruang bagi keramaian masyarakat.
Kota Bekasi saat ini sudah menjadi tempat orang berbelanja dan jalan-jalan. Akses jalannya sudah bagus nanti akan ada Light Rapid Transit di sini. Bekasi sangat potensial untuk pemasaran produk UKM, katanya.
Karena itu, pihaknya terus mendorong terciptanya peluang pasar yang lebih luas bagi pelaku UKM melalui serangkaian kebijakan.
Disebutkan, bahwa batik yang berkualitas adalah batik yang diproduksi dengan mekanisme tulis atau cap. Dan di Indonesia banyak ragam batik. Tapi batik printing itu, bukan produk batik yang sesungguhnya. Yang asli itu batik tulis dan cap, ia menegaskan.
Sementara Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (ISMEA) menilai para pelaku usaha batik saat ini tengah berjuang untuk menyaingi produk ‘branded’ yang mendominasi pangsa pasar produk fashion nasional.
“Kita masih berjuang untuk membuat batik menjadi suatu kebanggaan masyarakat. Kenyataan sekarang, kita belum bangga dengan batik. Masyarakat lebih bangga pada barang branded sehingga masih perlu kerja keras,” kata Ketua Umum ISMEA Rudiatin Endang. (jonder sihotang)