Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat sidak ke RSUD jumpai pasien berjam-jam di IGD.(ist)

Sidak RSUD Bekasi, Wali Kota Jumpai Pasien Berjamjam di IGD

Loading

BEKASI (IndependensI.com) – Lagi, Wali Kota Rahmat Effendi melakukan sidak ke RSUD Kota Bekasi.  Ia ngin mengetahui sejauhmana peningkatan pelayanan kepada pasien yang berobat ke RSUD itu.

Sidak oleh Rahmat Effendi, kali ini sudah kesekian kalinya, Selasa (31/10/2017). Setiba di lokasi, wali kota pertama  melihat ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Ia pun  menjumpai banyaknya pasien yang yang masih mengantri di IGD sambil menunggu ruang rawat inap. Ada pula  pasien harus  terbaring di ruangan itu karena menunggu hasil  cek laboraturium. Dan saat itu pun, Rahmat sempat kecewa.

“Harus merubah mainsetnya.  Kalau pasien sudah menunggu enam jam lalu menunggu hasil lab lima  jam,  lalu kamar belum ada harus menunggu enam jam,  bisa jadi 24 jam pasien disini. Ini sering terjadi dan ini yang harus kita rubah,” tegas Rahmat.

Memang ada rentang waktu di IGD enam jam. Tapi pada kasus tertentu yang memang harus segera ke ruang rawat inap, kalau sudah lemas terbaring gak perlu tunggu hasil lab, dan  langsung saja masukkan ke ruang rawat inap, ujarnya kepada petugas medis di ruang IGD tersebut.

“Ini yang harus coba rubah. Rubah dan rubah mainsetnya agar masyarakat yang datang kesini merasa nyaman. Betul-betul merasa memiliki rumah sakit negara yang tugasnya adalah untuk merawat rakyatnya,”jelasnya.

Sidak ini tidak hanya dilakukan diruang IGD, walikota juga mengunjungi tempat pendaftaran pasien.  Lalu ia ke tempat coustomer service, dan  di lokasi itu Rahmat meminta kepada manajemen untuk membuat dua shift pagi dan sore.

Kemudian melanjutkan sidak ke ruang penyimpanan obat.  Ia  minta  agar tempat gudang obat representatif.

“Rencananya ruang aula ini akan dijadikan tempat gudang obat dan yang lama di bobok saja karena ruang aula sudah ada di gedung lanti delapan. Ini bisa dijadikan gudang obat yang reprensentatif termasuk juga kebutuhan rak dan sebagainya,” ia menambahkan. (jonder sihotang)