JAKARTA (IndependensI.com) – Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI Brigjen TNI (Mar) Purnomo mewakili Aster Panglima TNI Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, M.DA., memberikan pembekalan kepada 40 Pengajar Muda Angkatan XV dari Yayasan Indonesia Mengajar di Aula Balai Wartawan Puspen TNI, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (27/11)
Waaster Panglima TNI Brigjen TNI (Mar) Purnomo dalam pembekalannya menyampaikan bahwa para Pengajar Muda hendaknya dapat memahami terlebih dahulu tempat daerah penugasannya, agar dalam pelaksanaan tugas mengajar dapat terlaksana dengan optimal. Disamping itu, para Pengajar Muda hendaknya juga memberikan kegiatan seperti wawasan kebangsaan dan memotivasi masyarakat setempat dalam upaya bela negara untuk menumbuhkan rasa nasional. “Kalian bisa bekerjasama dengan Babinsa, Danramil, Danlanal maupun Danlanud setempat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Purnomo mengatakan, para Pengajar Muda akan ditempatkan di lima wilayah Indonesia, yaitu Singkil Nanggroe Aceh Darussalam, Natuna, Nunukan, Kepulauan Sula Maluku Utara dan Pegunungan Bintang di Papua. “Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang masih kurang tenaga pengajar,” ucapnya.
Lebih lanjut Purnomo menjelaskan pula, tugas yang akan diemban oleh para Pengajar Muda merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada negara. Menurutnya, tugas mengajar di daerah terpencil membutuhkan kesiapan mental dan fisik serta siap menghadapi berbagai tantangan, sehingga mempunyai pengalaman berharga. “Ini bagian dari bela negara, karena kalian ikut serta mencerdaskan anak bangsa dengan memberikan ilmu, termasuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di sana,” tuturnya.
Purnomo menegaskan bahwa generasi muda bangsa Indonesia yang akan datang, khususnya di daerah terpencil dan perbatasan perlu mendapatkan pendidikan yang memadai. “Kita punya peluang menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 dan diharapkan Pengajar Muda ini menjadi salah satu pioner yang berani menghadapi tantangan,” imbuhnya. Dia juga menambahkan, saat ini kondisi sosial masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada kompetisi global, oleh sebab itu perlu dibangun ketahanan masyarakat. “Saat ini, kita sedang menghadapi ancaman nyata berupa Proxy War yang sudah masuk ke semua lini kehidupan, baik bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya,” ungkapnya.