JAKARTA (Independensi.com) – Sang nahkoda baru perpajakan akhirnya diumumkan dan dilantik malam ini, Kamis (30/11/2017), oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Setelah masyarakat menanti-nanti pasca Presiden Jokowi mengungkapkan kandidat Direktur Jenderal Pajak untuk menggantikan Ken Dwijugiasteadi pada Rabu (29/11/2017) siang. Siapakah dia? tak lain dan tak bukan, Robert Pakpahan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi menunjuk Robert Pakpahan sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk periode 2017-2019. Robert menggantikan Ken Dwijugiasteadi yang telah memasuki masa pensiun.
“Saya Menteri Keuangan dengan ini resmi melantik saudara-saudara di jabatan baru di Kementerian Keuangam. Saya yakin saudara-saudara akan melakukan kewajiban dengan sebaik-baiknya,” ujar Sri Mulyani saat melantik di Kemenkeu pada Kamis malam.
Namun tidaklah ringan, setelah resmi menjadi bos pajak, Robert mendapat tugas untuk mengawal penerimaan pajak dalam satu bulan terakhir, dimana per akhir November ini baru mencapai Rp1.001,2 triliun atau sekitar 78 persen dari target Rp1.283,57 triliun.
Sedangkan untuk tahun depan, pemerintah menargetkan penerimaan pajak tumbuh 10,2 persen menjadi Rp1.414,49 triliun dan perpajakan secara keseluruhan meningkat 9,3 persen dari Rp1.472,7 triliun menjadi Rp1.609,38 triliun.
Di sisi lain, kursi Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu yang ditinggalkan Robert diisi oleh Lucky Al Firman.
Profil Sang Nahkoda Baru
Pemimpin baru itu bernama Robert Pakpahan, seorang pejabat teras Kemenkeu yang sebelumnya menduduki kursi Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).
Hidup Robert nampaknya tak bisa lepas dari sektor keuangan sejak menempuh pendidikan tinggi.
Ia menamatkan pendidikan Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi dari Sekolah Tinggai Akuntansi Negara (STAN) tahun 1981 dan melanjutkan jenjang Diploma IV di kampus yang sama pada tahun 1985 hingga 1987.
Robert lalu meraih Doctor of Philosophy in Economics dari University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat pada tahun 1998.
Selain itu, kiprah Robert di dunia perpajakan pun tidak bisa dianggap enteng. Pria yang lahir di Tanjung Balai pada tanggal 20 Oktober 1959 ini tercatat pernah menjabat sebagai Tenaga Pengkaji bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak di tahun 2003 hingga 2005 dan melanjutkan karir sebagai Direktur Potensi dan Sistem Perpajakan sampai tahun 2006.
Ia pun akhirnya naik pangkat menjadi pejabat eselon I di tahun 2013 sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. Seiring penyempurnaan kelembagaan Kemenkeu jabatannya berganti nama menjadi Dirjen PPR di tahun 2015.
Sembari menjadi Dirjen PPR, Robert juga tercatat menjadi Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan menerima penugasan untuk beberapa jabatan antara lain Komisaris Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Anggota Dewan Direksi yang mewakili negara-negara ASEAN dan Ketua Komite Audit Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF) – Asian Development Bank, serta Board of Trustee Member di Millennium Challenge Account.
Berbekal pengalaman di bidang pajak, Robert sempat memberanikan diri untuk menjadi kandidat kursi DJP 1. Ia pernah tercatat sebagai peserta lelang jabatan Direktur Jenderal Pajak di tahun 2014. Sayang, impiannya kandas ketika proses lelang jabatan memasuki tahap kedua, yakni penulisan makalah. Ia pun gagal menjadi 11 calon Dirjen Pajak yang melaju ke babak berikutnya.
“Saya sudah lama meninggalkan pajak, jadi sudah lupa. Akhirnya jadi kurang akurat,” tutur Robert kala itu.
Meski impiannya pernah kandas, akhirnya keinginan Robert terkabul di tahun ini. Kiprah baru Robert akan dimulai esok hari dengan segudang pekerjaan rumah yang menanti. (Berbagai sumber/CNN)
Baca juga: Siang Ini, Presiden Jokowi Bahas Calon Dirjen Pajak yang Baru