JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (9/1/2018) pagi, bergerak menguat sebesar 21 poin menjadi Rp13.408 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.429 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa membaiknya kinerja cadangan devisa Indonesia membuat sentimen positif terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.
“Secara teoritis, meningkatnya posisi cadangan devisa bisa membuat penguatan rupiah terhadap dolar AS,” kata Lana.
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2017 tercatat US$130,20 miliar, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir November 2017 sebesar US$125,97 miliar.
Peningkatan itu terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerbitan global bonds pemerintah serta penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pergerakan rupiah relatif stabil merespon kenaikan sejumlah data-data ekonomi domestik.
Di sisi lain, lanjut Reza, harga komoditas yang sedang berada dalam tren penguatan juga turut menjaga mata uang berbasis komoditas, salah satunya rupiah.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (9/1) naik 0,78 persen ke posisi 62,21 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude naik 0,59 persen ke posisi 68,18 dolar AS per barel.