IndependensI.com – Penolakan Zanubah Arifah Hapsah (Yenny Wahid), putri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), sebagai calon gubernur yang diusung poros tengah dalam Pilkada Jawa Timur membuat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto meradang. Gara-gara sikap Yenny Wahid ini, menggunakan istilah anak-anak gaul zaman sekarang (kids zaman now) membuat Prabowo “koper” (korban perasaan) dan “baper” (bawa perasaan).
Akibatnya poros tengah yang ingin dibentuk Gerindra dan PKS bubar di tengah jalan. Semula Gerindra, PKS dan PAN ingin membentuk poros tengah untuk menandingi dua pasangan calon lain yang telah dideklarasikan.
Poros tengah layu sebelum berkembang karena PAN yang memiliki 7 kursi di DPRD Jawa Timur mundur dari koalisi dan memilih mendukung Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Sementara Gerindra memiliki 13 kursi dan PKS memiliki 6 kursi. Dengan demikian koalisi Gerindra dan PKS tidak mencukupi karena sedikitnya harus memiliki 20 kursi di DPRD.
Koalisi poros tengah Gerindra, PAN dan PKS ini mengalami tanda-tanda kegagalan setelah Yenny Wahid yang hendak diusung menjadi cagub menolak untuk dipinang. Akibatnya koalisi poros tengah tidak memiliki kandidat kuat yang hendak diusung sebagai cagub dalam Pilkada Jawa Timur. Gerindra dan PKS akhirnya bersikap pragmatis dengan mendukung kandidat yang diusung PDIP dan PKB.
Partai Gerindra memastikan dukungan untuk Saifullah Yusuf atau Gus Ipul pada Pilkada Jawa Timur 2018. “Kita nanti ikut yang mengantar yang mendaftar malam hari. Kami mendukung Gus Ipul,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Soepriyatno, Rabu (10/1/2018) pagi.
Ketua DPW PKS Jatim Arif Hari Setiawan juga menyampaikan dukungan politik partainya untuk Gus Ipul di kantor DPW PKS Jatim Surabaya, Selasa (9/1) malam. Acara pembacaan dukungan dihadiri langsung oleh Gus Ipul. “Dukungan ini sebelumnya melalui proses yang panjang, jauh sebelum Gus Ipul berproses dengan partai lain,” kata Arif.
Hal ini sekaligus sekaligus memastikan bahwa koalisi poros tengah yang berisi Partai Gerindra, PAN, dan PKS di Pilkada Jatim benar-benar bubar. Poros tengah ini layu sebelum berkembang karena PKS telah lebih dulu bergeser mendukung Gus Ipul. Sementara PAN memilih mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistyanto Dardak.
Dengan demikian, hanya ada dua pasangan calon yang akan bertarung dalam Pilkada Jatim 2018.
Gus Ipul didukung PKB (20 kursi), PDI-P (19 kursi), PKS (6 kursi), dan Gerindra (13 kursi) dengan total kekuatan kursi parlemen 58 kursi.
Adapun Khofifah disokong oleh Partai Demokrat (13 kursi), Golkar (11 kursi), Nasdem (4 kursi), PPP (5 kursi), Hanura (2 kursi), dan PAN (7 kursi) dengan total kekuatan kursi parlemen sebanyak 42 kursi.
Pilkada Jawa Timur 2018 ini bisa dipahami sebagai kegagalan koalisi yang ingin dibangun Gerindra dan PKS. Kedua partai politik yang beroposisi ini akhirnya bersikap pragmatis dengan mendukung pasangan calon yang sebelumnya telah didukung oleh PDIP dan PKB.
Prabowo dan Gerindra terpaksa gigit jari di Pilkada Jawa Timur karena tidak berhasil mengusung paslon sendiri dan justru bergabung dengan PDIP yang merupakan musuh politik. Dalam istilah kids zaman now, penolakan Yenny Wahid yang akan diusung poros tengah telah membuat Prabowo koper dan baper. (Sigit Wibowo)
One comment
Comments are closed.