JAKARTA (IndependensI.com) – Menarik mencermati persiapan pegolf Indonesia yang akan tampil di Asian Games yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada Agustus mendatang.
Sadar bahwa cabor golf yang akan diikuti oleh pegolf tuan rumah di ajang Asian Games 2018 adalah momentum yang sangat berharga, Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia – satu-satunya asosiasi golf amatir di Tanah Air – itu benar-benar all out!
Diakui atau tidak, sebagai tuan rumah kita memang berada dalam posisi yang diuntungkan. Dan, ke-“untung”-an tersebut salah satunya adalah pegolf kita jauh lebih banyak memiliki kesempatan untuk mengenal golf course yang akan dijadikan venues Asian Games.
Seperti diketahui cabor golf yang akan dipertandingkan di arena Asian Games tahun ini akan berlangsung di Pondok Indah Golf Course, Jakarta Selatan.
Sungguh pun demikian, apabila pegolf kita hanya mengandalkan pada asumsi bahwa mereka berada dalam posisi yang diuntungkan karena bermain di kandang sendiri; Sementara bakal calon lawan kita banyak melakukan try out ke luar negeri dan bermain di lapangan golf yang mirip dengan Pondok Indah Golf Course, bukan tidak mungkin pada Asian Games Agustus mendatang mereka akan menjadi penonton di negeri sendiri.
“Sebagai tuan rumah kita memang sangat diuntungkan. Sebab, jika dibandingkan dengan para pesaing kita, pegolf kita jauh lebih banyak dalam hal pengenalan dan penguasaan lapangan,” kata Alga Topan, pelatih golf nasional yang menjadi asisten pelatih bagi David Milne dan Lawrie Montague — dua pelatih dari Australia yang dikontrak PB PGI — saat IndependensI.com menyambangi pelatih golf nasional itu di National Golf Institut (NGI) di Pondok Indah Golf Course, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, kata Alga Topan lebih lanjut, memiliki penguasaan lapangan yang jauh lebih baik dibanding lawan-lawan kita di Asian Games nanti, itu masih belum bisa dijadikan jaminan bahwa pegolf kita akan berhasil. Karena tanpa didukung oleh kompetisi yang kompetitif yang berguna untuk meningkatkan kemampuan bertanding terutama dari aspek mental, semuanya akan sia-sia.
Oleh karena itu, pelatih golf nasional yang bergelar Sarjana Ekonomi tersebut, pihaknya sangat apresiatif dan berterimakasih terhadap PB PGI yang telah memberi dukungan penuh kepada para pegolf yang akan bersaing di Asian Games pada Agustus mendatang.
Dukungan yang diberikan tersebut terkait dengan pengiriman sembilan pegolf — 5 putra dan 4 putri — ke Australia untuk mengikuti tiga turnamen.
Ketiga turnamen tersebut adalah Australian Masters di Perth, Avandel Australian Amateur Open di Sydney dan New South Wales Amateur Open di Canberra.
Jauh-jauh hari sebelum turnamen yang diselenggarakan di tiga kota berbeda tersebut digelar, Kevin C Akbar, Jonathan Wijono, Tirto Tamardi, Naraajie Emerald Ramadhan Putra dan Rifki Alam serta Rivani Adelia Sihotang, Patricia Sinolungan, Michella Tjan dan Ribka Vania telah meninggalkan Tanah Air untuk beradaptasi dengan iklim dan atau cuaca sekaligus mencoba setiap lapangan yang akan dijadikan venues ketiga turnamen tersebut.
Ketiga turnamen yang berbeda tersebut telah berlangsung pada 11 Januari 2018, dan kesembilan pegolf Indonesia baru akan kembali ke Tanah Air pada 3 Februari 2018.
Selain mengikuti turnamen yang dijadikan ajang try out tersebut, pada Maret – April mendatang kesembilan pegolf tersebut juga akan tampil dalam event Asia Pacific Ladies Amateur Open di Singapura sementara pegolf putra akan mengikuti Singapore Open dan Malaysia Amateur Open.
Keikutsertaan mereka dalam event tersebut — seperti yang diungkapkan Alga Topan — adalah bagian dari proses seleksi sebelum akhirnya nanti terpilih tujuh orang pemain yang terdiri 4 putra dan 3 putri yang akan menjadi tim inti Asian Games 2018.
Selain diikuti pemain di dalam negeri, seleksi juga diikuti oleh tiga pegolf yang saat ini berada di luar negeri yakni Tatiana Jaqueline Wijaya, Innez Beatrice, dan Ida Ayu Melati Puteri.
Bagaimana proses seleksi yang dilakukan oleh tiga pegolf yang saat ini berada di Amerika Serikat?
Menjawab pertanyaan tersebut, pelatih nasional kelahiran 8 Desember 1983 tersebut mengatakan bahwa keberadaan mereka tetap dipantau.
Seperti diketahui sejak beberapa tahun terakhir memang ada beberapa universitas di Amerika Serikat yang memberi bea siswa kepada para pegolf muda dari seluruh dunia, termasuk beberapa pegolf dari Indonesia.
Di kampus tempat mereka menuntut ilmu, mereka juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan khususnya olahraga golf — semacam UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di perguruan tinggi — baik swasta maupun negeri — yang ada di Indonesia.
Tim golf tempat mereka kuliah, aktif mengikuti turnamen antar universitas di tingkat lokal (negara bagian) dan tingkat nasional.
Dengan demikian kita tidak perlu meragukan kemampuan teknis dan mental bertanding tiga pegolf putri Indonesia yang saat ini sedang studi di Amerika Serikat tersebut.
“Kapan tim inti Asian Games 2018 akan ditetapkan?” tanya IndependensI.com.
“Setelah tiga pemain yang saat ini di Amerika kembali ke Indonesia antara bulan Mei atau Juni,” jawab Alga Topan.
Yang menarik, setelah Tia, Innez dan Mela (panggilan akrab tiga pegolf putri yang saat ini masih berada di Amerika Serikat) kembali pun proses seleksi masih terus dilanjutkan — melalui sebuah event khusus yang hanya akan diikuti oleh 12 pegolf tersebut.
Dengan demikian sebelum nantinya akan terpilih tujuh pegolf yang akan menjadi tim inti Asian Games 2018, secara internal telah dibangun sebuah iklim yang sangat kondusif sekaligus kompetitif, karena seluruh pemain akan berusaha agar mereka tidak tereleminasi.
“Target yang ingin dicapai?” tanya IndependensI.com.
“Kita harus dapat memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah seoptimal mungkin yang berbasis pada nilai-nilai sportivitas… Kita harus bisa merebut medali.Apa pun bentuknya.Bisa medali emas, perak dan atau perunggu!” jawab Alga Topan optimistis. (Toto Prawoto)