MAJALENGKA (Independensi.com) – Tingginya prosentase ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan di Kabupaten Majalengka saat ini, membuka peluang bagi calon penantang petahana untuk mememangkan Pilkada Majalengka 2018. Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Etos Institut, Irwan Suhanto, Senin (15/1/2018)
Irwan Suhanto merujuk ke hasil survei yang dilakukannya pada 10 -13 Januari 2018, dimana sebagian besar responden, 59 persen, menyatakan tidak puas dengan dengan kepemimpinan di Majalengka saat ini. Sebanyak 32 persen mengaku puas dan 9 persen tidak menjawab.
Ketika ditanya faktor yang membuat tidak puas, sebanyak 18 persen responden menjawab factor fasilitas pendidikan dan kesehatan yang belum memadai, 15 persen karena factor perekoniman dan kesempatan berusaha, 11 persen karena factor penyerapan aspirasi.
Tingginya angka ketidakpuasan berbanding lurus dengan keinginan responden untuk pergantian kepemimpinan di Majalengka. Hasil survei menunjukkan, sebanyak 62 persen responden menganggap perlu pergantian kepemimpinan , 30 persen memandang tidak perlu dan 8 persen tidak menjawab.
“Disitulah sebenarnya kesempatan para bakal calon penantang petahana untuk memenangkan Pilkada Majalengka menjadi lebih besar,” kata Irwan Suhanto.
Soal latar belakang figur bupati baru jika terjadi pergantian kepemimpinan di Majalenga, 34 persen responden menjawab politisi, 22 persen memilih putra daerah dan 21 persen menghendaki pengusaha.
Pilkada Majalengka diikuti tiga pasang calon yakni pasangan Maman Imanulhaq (Maman) – Jefry Romdonny (Jefry) diusung PKB, Gerindra , PKS, PAN dan Nasdem, pasanagan Karna Sobahi – Tarsono Mardiana disokong PDIP dan pasangan Sanwasi–Taufan Ansyar didukung Golkar, Demokrat dan PPP.
Hasil survei Etos Insitut menunjukkan, elektabiltas pasangan Maman -Jerfy tertinggi yakni 93 persen diikiuti pasangan Karna Sobahi-Tarsono Mardiana 89 persen dan Sanwasi – Taufan Ansyar dengan 87 persen . (Putra)