JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (16/1/2018) pagi, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.335 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.332 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan pergerakan mata uang rupiah relatif bergerak stabil di tengah data ekonomi nasional yang terbaru mencatatkan hasil positif serta bertahannya tren penguatan harga komoditas minyak mentah dunia.
“Nilai tukar rupiah melemah tipis namun masih stabil, data ekonmi nasional yang positif akan menjaga fluktuasi mata uang domestik,” kata Reza.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.
Sementara itu terpantau, harga minyak mentah jenis West Texas Intermmediate atau WTI Crude pada Selasa (16/1) Selasa pagi berada di posisi 64,54 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 70,02 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari Bank Indonesia yang memperkirakan inflasi Januari 2018 akan sebesar 0,6 persen lebih rendah dari historis periode sama tahun sebelumnya juga tampaknya akan direspon positif oleh pelaku pasar uang.
Sementara itu,ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan bahwa ruang rupiah menguat diperkirakan masih terbuka pada hari ini (16/1) setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus.
“Kenaikan harga komoditas menjadi motor penggerak kenaikan surplus neraca perdagangan Indonesia selama dua tahun terakhir,” kata Ahmad Mikhail. (ant)