JAKARTA (Independensi.com) – Provinsi Sulawesi Barat membidik peningkatan penggunaan benih padi bersertifikat sebagai upaya untuk menekan jumlah petani yang masih menggunakan benih padi non sertifikat.
Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan, Subhan, mengatakan bahwa jumlah petani yang menggunakan benih bersertifikat masih minim. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh tingkat pemahaman petani yang relatif kurang tentang manfaat penggunaan benih bersertifikat.
“Karena itu kami berupaya menumbuh kembangkan penangkar benih padi dikabupaten Mamuju” tuturnya disela-sela panen, pada Minggu (20/1/2018).
Salah satu Penangkar Benih Padi adalah Poktan Sipatuo pada lahan sawah tadah hujan dengan sistem pompanisasi. Panen kali ini menggunakan mesin combine harvester bantuan dari Kementerian Pertanian. Provitas yang diperoleh adalah 6 ton/ha.
Luas areal yang dipanen 3 hektare (ha) dari hamparan seluas 30 ha. Benih padi yang sudah dihasilkan dari areal seluas 13 ha yang sudah panen sebanyak 40 ton, dan masih ada 17 ha lahan benih penangkar siap panen.
Petani sangat mensyukuri dan merasa senang dengan adanya sinergitas dari Kementerian Pertanian, Penyuluh Pertanian dan TNI dalam program UPSUS Pajale untuk mendorong swasembada berkelanjutan.