JAKARTA (IndependensI.com) – Ajang bergengsi Daihatsu Indonesia Masters 2018 siap dilangsungkan di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, pada 23-28 Januari 2018. Turnamen ini baru saja naik kelas ke level BWF World Tour Super 500.
Indonesia akan turun dengan kekuatan penuh, mulai dari pasangan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan masih banyak lagi.
Sementara itu hampir seluruh pemain asing yang berada di jajaran Top 20 dunia dipastikan bakal hadir di turnamen berhadiah total US$ 350.000 ini. Sebut saja Chen Long (Tiongkok), Lin Dan (Tiongkok), Carolina Marin (Spanyol), dan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, Indonesia menargetkan satu gelar juara dari ajang Daihatsu Indonesia Masters 2018. Sektor ganda putra dan ganda campuran masih menjadi yang paling berpeluang. “Target satu gelar juara, tetapi saya ingin semua atlet tampil maksimal di turnamen ini. Persiapan sudah dilakukan dari awal tahun lalu, baik persiapan fisik maupun teknik,” ujar Susy seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI, Senin (22/1). “Soal beban target itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kalau saya sih nikmati saja dan jadikan ini sebagai motivasi,” kata Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Tim bulutangkis Indonesia beruntung memiliki dua event sebelum Asian Games 2018. Hal ini membuat tim memiliki dua kesempatan uji coba tanding di Istora. Selain Indonesia Masters, kejuaraan Indonesia Open Level 2 juga akan dilangsungkan di Istora pada Juli 2018. Menghadapi ajang bulutangkis penting, Istora dinyatakan hampir seratus persen rampung. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Panitia Pelaksana kejuaraan Daihatsu Indonesia Masters 2018, Achmad Budiharto.
“Saat ini ada bagian yang masih on progress, proses finishing sudah 98 persen rampung untuk bagian outdoor. Namun dari segi lapangan pertandingan, sudah seratus persen siap. Soal angin, pencahayaan, AC dan flooring sudah kami maksimalkan. Karena venue baru, memang perlu penyesuaian, namun sejauh ini tidak ada masalah, sudah diuji coba juga untuk latihan,” sebut Budiharto.
Apresiasi
Sementara itu pemain spesialis ganda putra asal Denmark, Mads Conrad Petersen memuji kebolehan ganda putra Indonesia. Pasangan main Mads Pieler Kolding ini memang beberapa kali tersandung wakil-wakil Indonesia di sejumlah turnamen internasional.vDalam laga terakhir pekan lalu, Duo Mads dihadang oleh pasangan muda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak semifinal Malaysia Masters 2018. Dalam beberapa turnamen sebelumnya, Mads/Mads ditaklukkan oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, andalan Indonesia yang kini menempati rangking satu dunia.
“Ganda putra Indonesia semakin berkembang, sekarang menjadi sektor terkuat Indonesia. Indonesia juga punya tunggal putra yang bagus. Minggu lalu kami kalah dari Fajar/Rian, saya rasa mereka akan menjadi pemain yang bagus di masa depan,” ujar Petersen. “Yang paling susah adalah melawan Kevin/Marcus. Mereka saat ini pasangan rangking satu dunia yang memenangkan tujuh gelar super series tahun lalu, mereka masih yang terbaik. Tetapi ini bagus buat kami, jadi kami bisa mencoba lagi dan terus berlatih agar bisa mengalahkan mereka lagi. Kami menang di dua pertandingan pertama melawan mereka, tentunya kami tidak senang dengan empat kekalahan beruntun di pertemuan terakhir,” jelasnya.
Di babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2018, Duo Mads kembali berhadapan dengan ganda putra Indonesia. Kali ini pasangan kombinasi baru, Mohammad Ahsan/Angga Pratama yang akan menjadi lawan Mads/Mads. “Secara individu, Ahsan dan Angga pemain yang bagus. Kami sudah pernah bermain melawan mereka beberapa kali. Saya rasa peluangnya 50-50, tentu kami berharap bisa menang walaupun kami tahu ini akan sulit,” ungkap Petersen.
Lebih jauh Petersen juga kagum dengan wajah baru Istora. Ia mengaku kaget saat memasuki Istora yang telah direnovasi. “Istora sangat cantik, waktu melihat Istora, kami kaget. Dari tempat duduknya, ruang gantinya, menurut saya ini bagus untuk para pemain. Kami tidak sabar bertanding di Istora yang baru. Walaupun masih ada angin, masih susah bermain di Istora. Tetapi atmosfernya tetap sama, penonton sangat dekat ke lapangan,” sebutnya.