JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (23/1/2018) pagi, bergerak menguat sebesar 51 poin menjadi Rp13.299 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.350 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah dipicu faktor “shutdown” atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat.
“Pembuat legislasi di Senat AS masih berdebat mengenai undang-undang pengeluaran negara,” katanya.
Ia menambahkan bahwa “shutdown” pemerintahan AS itu juga dapat membuat investor menjauhi aset-aset keuangan berdenominasi dolar AS yang akhirnya membuat mata uang itu mengalami tekanan.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahamd Mikail menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak menguat didorong sentimen positif harga komoditas setelah lembaga Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,9 persen pada tahun 2018 atau naik 0,2 persen dari prediksi sebelumnya.
Selain itu, lanjut dia, “shutdown” pemerintahan di Amerika Serikat juga diperkirakan masih menjadi katalis positif bagi rupiah untuk melanjutkan apresiasi.