LAMPUNG TENGAH (Independensi.com) – Panas terik tak menyurutkan semangat Sarifin dan Poniman anggota Gapoktan Wira Usaha Kelurahan Trimurjo Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah mengayunkan sabit membabat padi bermandi keringat menuai hasil kerja keras selama kurang lebih empat bulan dinantikan.
Pun tak jauh dari lahan Sarifin dan Poniman, menderu suara mesin combine harvester melalap hampir 266 hektare (ha) padi siap panen.
Panen kali ini merupakan hasil pertanaman gadu model periode Oktober Maret 2017/2018 seluas 266 ha dari keseluruhan luas tanam gadu model di kecamatan Trimurjo seluas 2.030 ha .
Panen sudah dimulai sejak 12 Januari 2018 yang lalu dan saat berita ini ditulis telah mencapai 30% dari luas lahan. Menurut Sugiyono Kepala UPTD Kecamatan Trimurjo diperkirakan panen akan berakhir pada awal bulan Februari 2018.
Menurut Dini Novianti, Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah mengungkapkan bahwa panen musim ini produktivitasnya cukup tinggi yaitu mencapai 7,2 ton/ha meningkat dari produktivitas tahun sebelumnya maksimal hanya 6,5 ton/ha, ditambah dengan harga pembelian gabah (GKP) yang menguntungkan petani saat ini Rp5.400,00.
Meningkatnya produktivitas saat ini tidak terlepas penggunaan benih berkualitas dan berlabel serta ketepatan pemilihan varietas padi sesuai kondisi lokasi yang tahan terhadap serangan hama wereng dan tidak adanya serangan OPT pada musim tanam kali ini.
Senada dengan pernyataan Dini, baik Sarifin maupun Poniman mengungkapkan bahwa keberhasilan musim tanam ini tidak terlepas dari bantuan dan pendampingan pemerintah (Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah red) kepada petani.
“Kami sebagai petani sangat bersyukur dengan panen musim ini, dan matur suwun ingkang kathah kagem pemerintah yang telah memberikan bantuan dan para petugas yang selalu setia mendampingi kami” ungkapnya polos khas petani.
Pada gadu model tahun 2017 seluas 266 ha ini Gapoktan Wira Usaha mendapatkan paket bantuan pemerintah berupa bantuan benih Inbrida 25 kg/ha; paket bantuan fasilitasi demplot area seluas 100 ha terdiri dari Kapur Pertanian, Pupuk Organik dan Pupuk KCL masing-masing sebanyak 4 kw/ha serta pendampingan intensif para Penyuluh Pertanian dan Petugas POPT Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Tengah.
Sugiono Kepala UPTD Kecamatan Trimurjo menambahkan bahwa ketepatan waktu tanam kegiatan gadu model bulan Oktober 2017 memang sengaja dipilih petani karena pada saat itu serangga tidak sedang migrasi dan berkembang biak.
Sehingga produksi padi terhindar dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Begitu halnya dengan musim tanam berikutnya, petani diwilayah Trimurjo akan menunda pertanaman seluas 1.930 ha yang semula direncanakan pada Maret 2018 akan dilaksanakan pada April 2018.
Alasan penundaan adalah bulan Maret 2018 merupakan mongso songo (dalam Pranoto Mongso pada kalender Jawa Kuno yang masih digunakan petani).
Menurut kepercayaan dan pengalaman petani pada bulan tersebut bertepatan dengan masa perkembangan serangga hama yang cukup tinggi, sehingga kurang tepat untuk melakukan penanaman karena akan berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas padi.
Oleh karena itu petani lebih memilih melakukan penanaman pada bulan April supaya terhindar dari hama dan berharap akan menghasilkan bobot gabah tinggi dan meningkatnya produktivitas.
Tepat kiranya jika wilayah Lampung yang dikenal sebagai Sang Bumi Ruwa Jurai khususnya Kabupaten Lampung Tengah menyandang predikat lumbung pangan karena pada saat bersamaan petani di Kelurahan Trimurjo juga sedang melakukan penanaman untuk musim tanam bulan Januari 2018 dengan perkiraan luas tanam sampai dengan akhir bulan mencapai 2.117 ha melebihi target tanam seluas 1.404 ha.
Peningkatan capaian luas tanam tersebut karena adanya percepatan tanam di bulan Januari 2018 yang seharusnya direncanakan akan tanam di bulan Februari 2018.