JAKARTA (IndependensI.com) – Israel menggempur sasaran yang mereka sebut sebagai ‘posisi Iran’ di Suriah, Sabtu (10/2/2018). Serangan berskala besar itu dilancarkan setelah salah satu pesawat tempurnya ditembak jatuh oleh pertahanan udara Suriah.
Konfrontasi antara Israel dan Iran kali ini adalah yang paling serius sejak berkobarnya perang saudara Suriah pada 2011. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertekad mencetah Teheran membangun kekuatan militer di Suriah.
Pihak Israel juga mengatakan bahwa mereka mencegat benda terbang yang disebutkan sebagai drone Iran masuk ke wilayah udaranya dari Suriah. Negara Yahudi itu menyebut insiden ini sebagai ‘serangan’.
Amerika Serikat mendukung Israel dan menyalahkan Iran atas ketegangan yang meningkat belakangan ini.
Baru kali ini Israel secara terbuka menyebutkan bahwa mereka menyerang sasaran yang diidentifikasi sebagai posisi Iran di Suriah sejak konflik berkobar.
Iran menyebut Israel berbohong dan mengatakan Suriah berhak mempertahankan diri dari serangan.
Di tempat terpisah, Iran mengeluarkan pernyataan bersama sekutu utama Suriah lain – Rusia dan kelompok militan Lebanon Hisbullah – membantah perihal drone yang dituduhkan Israel.
Kementerian Luar Negeri Rusia meminta semua pihak ‘menahan diri’. Lembaga itu menekankan semua pihak “tidak menciptakan ancaman terhadap nyawa dan keselamatan tentara Rusia” di Suriah.
Juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus, memperingatkan Suriah dan Iran agar tidak “bermain api”, tapi dia menekankan bahwa negaranya tidak mau cari masalah.
“Ini adalah serangan Iran yang paling terang-terangan dan parah terhadap kedaulatan Israel” dalam beberapa tahun terakhir, kata Conricus.
Gempur 12 Sasaran
Israel mengatakan melancarkan serangan berskala besar terhadap sistem pertahanan udara Suriah dan posisi Iran.
“Sebanyak 12 sasaran, termasuk tiga sistem pertahanan udara dan empat posisi Iran yang merupakan bagian dari penempatan militar Iran di Suriah, diserang,” kata pernyataan militer.
Dua orang awak dari pesawat tempur F16 yang ditembak jatuh, berhasil melontarkan diri dari pesawat. Salah satunya mengalami luka parah. Keduanya mendarat di wilayah Israel dan lansung dibawa ke rumah sakit.
Israel mengatakan konfrontasi ini berawal dari masuknya drone ke wilayah udaranya sebelum dicegat helikopter.
Conricus mengatakan insiden itu terjadi di dalam wilayah Israel, tepatnya di Kota Beit Shean, dekat perbatasan dengan Yordania.
Dia tidak mengatakan apakah drone itu dipersenjatai, tapi menuding bahwa pesawat tak berawak itu adalah “misi militer yang dikirim oleh militer Iran” dari “pangkalan Iran” di kawasan Palmyra.
Sebanyak delapan pesawat tempur Israel dikerahkan “menggempur sistem kendali Iran di Suriah yang menerbangkan pesawat tak berawak itu”. Conricus mengatakan serangan militernya tepat sasaran.
Dia juga mengatakan pesawat tempurnya menghadapi “tembakan anti-serangan udara Suriah”, dan F16 yang dikerahkan mendarat di lembah Jezreel di wilayah Israel.
Damaskus mengatakan pertahanan udaranya berhasil menghalau dua serangan Israel terhadap pangkalan militernya di Suriah. Mereka mengklaim menghantam lebih dari dua pesawat tempur dalam serangan gelombang pertama.