JAKARTA (Independensi.com) – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian Negara Brasil Eumar Roberto Novacki pada, Senin (12/2/2018), di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pertemuan tersebut sebagai tindaklanjut dari hasil pertemuan antara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan Wakil Menteri Pertanian Negara Brasil Eumar Roberto Novacki yang dilaksanakan pada pagi hari di Kantor Kementerian Pertanian.
“Pertemuan ini untuk menjalin hubungan bilateral dua negara agar makin erat, serta untuk memanfaatkan peluang kerjasama yang dapat dilakukan oleh kedua negara,” ungkap I Ketut Diarmita, dalam keterangan pers kepada Independensi.com, Senin.
Menurut I Ketut Diarmita, untuk memperkuat kerjasama bilateral, Pemerintah Brazil telah menyampaikan beberapa tawaran kerjasama, diantaranya yaitu: adanya keinginan Brazil ingin melakukan kerjasama dalam memenuhi kekurangan pasokan daging sapi di Indonesia.
Brazil melihat konsumsi protein hewani di Indonesia saat ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, sehingga perlu untuk ditingkatkan.
“Mereka sampaikan bahwa populasi sapi di salah satu negara bagian Brasil memiliki populasi 14 juta ekor dengan sistem pemeliharaan yang efisien, sehingga harga daging sapi di negara mereka dapat lebih murah,” kata I Ketut Diarmita.
“Brazil mengundang Indonesia untuk melihat langsung sistem kesehatan hewan dan jaminan keamanan pangan di negara mereka,” ucap I Ketut. “Brazil juga menawarkan untuk kerjasama dalam perbaikan mutu genetik, pakan, food safety dan treacibility,” tambahnya.
Lebih lanjut, I Ketut mengungkapkan, Indonesia memang masih memerlukan pasokan sapi dari negara lain karena produksi dalam negeri masih belum mencukupi. “Bagi kami, ini sangat bagus asal memenuhi persyaratan teknis,” tandasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga memanfaatkan peluang kerja sama dengan menawarkan ekspor obat hewan ke Brazil, mengingat Indonesia saat ini sudah mengekspor ke 57 negara dengan nilai Rp 27,674 triliun pada tahun 2017.
Selain kerja sama dalam peningkatan mutu genetik pada sapi, Indonesia juga ingin mengembangkan jenis rumput dari Brazil, serta mendatangkan investor Brazil untuk membangun breeding farm di Indonesia.
“Kami juga ingin orang-orang Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat belajar tentang breeding dan manajemen pakan ternak di Universitas Brazil,” ungkap I Ketut. “Kami ingin ada Brazil mini di Indonesia,” pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut Wakil Menteri Pertanian Negara Brasil Eumar Roberto Novacki siap untuk bertukar teknologi, dan tindak lanjut kerjasama ini akan dilakukan dengan mengaktifkan lagi working grup antar dua negara yang sudah lama tidak aktif.
Pihak Brazil juga menekankan bahwa niatnya mengekspor tidak untuk menyaingi produksi dalam negeri Indonesia akan tetapi untuk mengisi kekurangan pasokan dalan meningkatkan konsumsi protein hewani melalui konsumsi daging di Indonesia.
Brazil berharap dapat membantu Indonesia dalam mengembangkan peternakan nasional melalui berbagai kerjasama antara Brazil dengan Indonesia. (eff)