665 total views , 1 views today
JAKARTA (IndependensI.com) – Orang Minahasa di Sulawesi Uara diyakini merupakan keturunan Dinasti Han di China. Hal itu dituangkan Weliam H Boseke dalam bukunya “Penguasa Dinasti Han Leluhur Minahasa”.
Kemiripan bunyi lagu tradisional Minahasa dengan beberapa kata dalam bahasa China mendorong praktisi budaya itu menelurusi jejak leluhurnya. Dari penelitian yang dilakukannya, laki-laki kelahiran Manado 15 Juli 1958 itu menemukan berbagai bukti yang memperkuat hipotesisnya.
Secara bertahap Weliam mengungkap tabir tentang leluhur orang Minahasa yang selama ini diragukan karena tidak cukupnya data yang dinilai otentik dan legitimatif.
Meski tidak punya latar belakang pendidikan formal di bidang antropologi, penguasaan bahasa Han dan bahasa Minahasa menjadi modal yang cukup buat Weliam untuk melakukan penelitian. Ketertarikannya terhadap upacara ritual beserta syair dan nada dalam doa-doa yang dipanjatkan, menambah antusiasme Weliam.
Dalam bukunya, Weliam memaparkan metode yang dia gunakan. Salah satunya adalah analisis perbandingan bahasa dalam sejarah.
Berdasarkan kajian linguistik, Weliam menemukan bahwa doa yang terkandung dalam nyanyian ritual Minahasa juga memuat rahasia hubungan batin antara bangsawan Dinasti Han dan keturunannya.
Penulis juga menguraikan panjang lebar kisah seputar istana di zaman Dinasti Han, dengan berbagai tokoh dan perannya. Dramatis dan mengharukan. Antara kesetiaan dan penghianatan, keberanian moral dan kompromi kepentingan diri, pengorbanan dan ketakutan, keputusasaan dan harapan kuat, antara pemenang dan pecundang, serta kisah-kisah yang melatari perpisahan keluarga yang menyayat hati.
Weliam, yang pada 2002 ikut mendirikan Warta Kristiani, berharap buku ini dapat memperkaya pustaka sejarah Indonesia. Dia juga berharap hasil penelitiannya bisa memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang belakangan ini digerogoti isu bernuansa SARA.
Isi buku “Penguasa Dinasti Han Leluhur Minahasa” akan dikupas dalam Seminar Bedah Buku di kampus Kalbis Institute, Pulomas, Jakarta Timur pada 5 Maret 2018.
Selain Weliam, pembicara lain yang akan hadir adalah Prof Dr Perry Rumengan, MSn (guru besar etnomusikolog) dan Dr Benni E Matindas (budayawan Minahasa).
Tenaga ahli pengkaji Lemhanas RI, Mayjen TNI Ivan R Pelealu, SE, MM, dan Max Wilar dari Kawanua Informal Meeting akan tampil sebagai penanggap. Peraih Golden Eagle Award Tamkang University (Taiwan), Lily Widjaja, ditunjuk sebagai moderator.
Acara yang digelar di Ruang Seminar Lantai 6 itu terbuka untuk umum mulai 09.30 sampai 14.00 WIB.
Tabea. Tentu kajian teoretis penulis ttg nenek moyang org minahasa perlu diakui. Deskripsi Dari segi linguistik Dan seni bunyi musik ttg asal usul org minahasa ini punya potensi ilmiahnya. Komentar sy dari segi fenotipe penulis di gbr tampak kayak org cina kan? Riset 10 thn itu Sgt ilmiah. Kalo penulis bilang bhs bawaan keturunan Han dipengaruhi lingkungan fisik dll di tanah minahasa itu masuk Di akal. Sy sbgi professor antropologi salut kpd penulis. Memang asal org nusantara sebgnnya dari Cina selatan dari yg saya baca kira Kira 1000 thn SM dtg ke Indonesia lewat dua jalan dari semenanjung Malaysia Dan dari utara lewat Filipina dgn bukti artefak bentuk perahu dll. Tapi jaman lampau, dan kedatangan turunan Han leluhur Minahasa menurut segi Bahasa Dan seni bunyi musik di abad 3 masehi mungkin bisa didukung dgn tampilan waruga yg bgn atasnya ada kecenderungan seni budaya Cina. Singkatnya walaupun saya memfokus pd antropologi medis Dan antropologi psikologi, saya sampaikan hormat Dan salut kpd penulis. Slm. Benny ferdy Malonda dari jurusan antropologi UNSRAT
Bagaimana dan dimana saya bisa membeli buku Penguasa Dinasti Han Leluhur Minahasa karya Weliam H. Boseke?