Dua orang petani menunjukkan tanaman kelapa sawit miliknya yang diduga diracun oleh orang suruhan perusahaan besar di Desa Talang Tujuh Buah Tangga, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau . Modus ini untuk memiskinkan petani, sehingga lahan terbengkalai dan setelah itu dirampas oleh perusahaan besar.

Petani Sawit di Riau Banyak Miskin Mendadak

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Kalau  Presiden Joko Widodo membagi-bagikan sertifkat tanah di daerah-daerah kepada petani seperti yang diliput oleh media olline atau media televisi, maka di Provinsi Riau justru tanah petani di duga diirampas oleh perusahaan raksasa alias perusahaan konglomerat.

Dalam laporan petani sawit kepada Independensi.com, bahwa para petani itu haknya telah dirampas paksa oleh perusahaan. Modus yang dilakukan oleh perusahaan raksasa itu dengan berbagai cara mulai dari teror, perusakan lahan, memusnahkan tanaman sawit yang telah ditanam dengan mencabut, meracuni dan lainnya.

Salah seorang petani sawit yang bernama Hotdinar Situmorang mengaku sudah mendadak miskin karna tanahnya diduga dirampas PT. BBSI (Bukit Betabh Sei Indah) di Desa Talang Tujuh Buah Tangga, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. “Lahan sawit saya telah dirampas perusahaan PT BBSI,” kata Hotdinar kepada Independensi.com, Selasa (20/2/2018).

Hotdinar membeli lahan tersebut seluas 60 hektar langsung dari seorang kepala desa dan memiliki surat tanahnya dari Kepala Desa lama, jauh sebelum PT. BBSI ada dan status lahan itu adalah kayu alam.

Untuk membeli lahan 60 hektar itu, Hotdinar harus menjual hartanya dari Binjai, Medan, dengan harapannya supaya kelak ada masa depan bagi anak-anaknya yang masih bersekolah.

Hartanya dari Medan dipertaruhkannya untuk membeli lahan tersebut, lalu menanam lahan itu pohon sawit dan nenas. Setelah sawit berbuah, perusahaan PT. BBSI kaya itu di duga menyerobot lahan Hotdinar.

“Lahan saya sudah dirampas perusahaan akasia PT. BBSI, bukan hanya saya, diperkirakan ada ribuan hektar yang diserobot PT BBSI lahan. Apakah Bapak Presiden Jokowi bisa membantu kami yang terindas ini? Saya dengar Pak Jokowi bagi-bagi sertifikat. Bagi kami di desa ini tidak perlu bagi sertifikat gratis, hanya kami ditolong supaya jangan perusahaan PT. BBSI tidak menyerobot lahan kami sudah kami syukuri” ujarnya.

Nasib serupa juga dialami oleh Nababan. Menurut Nababan, lahan miliknya yang hanya 2 hektar diserobot oleh PT. BBSI dengan arogan. Tanamannya pohon sawit diduga di racun orang suruhan PT. BBSI. Kini Nababan bingung entah kemana lagi untuk melanjutkan hidup. Modalnya sudah habis untuk membeli lahan dan kini telah diduga di rampas PT. BBSI.

Anggota DPD Riau Rosti Uli Purba yang berhasil dihubungi Independensi.com yang belum lama ini, disebut tidak tahu sama sekali sengketa tanah antara PT. BBSI versus Masyarakat. “Saya tidak tahu bahwa ada engketa tanah, kalau ada, saya sarankan, petani harus lapor polisi, lalu ditembuskan ke Dewan Tingkat Dua Kabupaten, Dewan Tingkat Satu Provinsi, lalu ke DPD RI. Kalau sudah lengkap data pengaduannya, akan saya urus” ujarnya. (Mangasa Situmorang)