Ilustrasi. Sapi Indukan Wajib Bunting. (Ist)

Program Peningkatan Populasi Sapi Harus Sejahterahkan Peternak Lokal

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Berbagai program peningkatan populasi sapi dan kerbau yang dilaksanakan pemerintah termasuk Kementerian Pertanian harus mampu meningkatkan kesejahterakan peternak lokal di berbagai daerah.

Ketua Pusat Kajian Pertanian, Pangan, dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika dalam lokakarya di Jakarta, Jumat (13/4/2018), mengatakan peningkatan kesejahteraan peternak domestik merupakan hal lokal karena kondisi industri peternakan nasional saat ini relatif stagnan.

“Program termasuk upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) belum terasa dampaknya, mungkin baru sekitar setahun kemudian terasa dampaknya,” kata Yeka Hendra Fatika.

Terkait program pengadaan sapi indukan sebesar 15.000 ekor, dia mengatakan bahwa hal tersebut adalah jumlah pengadaan yang terbesar setelah era reformasi di Indonesia.

Untuk itu, ujar dia, pengadaan dengan jumlah yang besar ini sebenarnya merupakan pengembangan yang baik dan merupakan langkah nyata untuk peningkatan populasi sapi di Tanah Air. “Namun masih ada hal-hal yang harus ditingkatkan, kata kuncinya adalah sinergitas,” katanya.

Ia mengatakan bahwa kebijakan importasi bila sudah menjadi keputusan pemerintah maka ke bawahnya juga harus mengamankan suka atau tidak suka, menerima atau tidak menerima.

Akan tetapi, lanjut Yeka, peningkatan populasi juga harus ditingkatkan tetapi mesti diperhatikan juga bahwa saat ini harga sapi bakalan dan sapi potong saat ini juga terus mengalami peningkatan.

Ia juga menyarankan agar bila tetap dilakukan importasi dalam rangka stabilisasi harga, maka diimbau agar hal itu tidak dilakukan secara tunggal agar terjadi efisiensi.

“Libatkan pelaku usaha,” katanya dan menambahkan, merupakan hal yang penting agar eksistensi peternak lokal tetap terpelihara dan kesejahteraan mereka juga dapat terus meningkat.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita meyakinkan bahwa masuknya daging dari sejumlah negara termasuk India tidak perlu dicemaskan karena pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipatif.

Ketut Diarmita berpendapat bahwa permasalahan terkait peternakan tidak cukup hanya diselesaikan hanya di Kementan tetapi juga di langkah-langkah eksekusi langsung dalam penerapan kebijakan di lapangan.

Sebelumnya, Diarmita dalam sejumlah kesempatan mengemukakan bahwa percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau melalui UPSUS SIWAB dengan menggunakan sistem perkawinan Inseminasi Buatan (IB) diharapkan mampu meningkatkan pendapatan peternak lokal.

Dirjen Peternakan mengatakan bahwa IB merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang menjadi pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. “Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah, dan cepat serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak,” kata Diarmita. (Berbagai sumber/ant/eff)