JAKARTA (IndependensI.com) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Heru Winarko, memaparkan tantangan yang masih dihadapi Indonesia dalam mencegah masuknya narkotika ke Indonesia.
Dari sisi geografis, kata Heru, luas wilayah Indonesia, panjang garis perbatasan baik laut maupun darat, ada pelabuhan tak resmi, serta kurangnya pengawasan di pulau-pulau terluar, memudahkan penyelundupan narkotika ke Indonesia.
“Banyaknya jumlah penduduk yang mencapai 260 juta jiwa,” kata Heru Winarko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/04/2018).
Ketiga kata Heru, kurangnya edukasi dan perhatian pemerintah terhadap masyarakat di daerah perbatasan. Menurutnya, banyak kasus pengiriman narkotika dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai, masyarakat perbatasan.
“Karena jaringan sindikat narkotika memanfaatkan kondisi masyarakat di daerah rawan tersebut, tentunya dengan timbal balik keuntungan bermotif ekonomi,” ungkap Heru Winarko.
“Keempat, belum optimal sinergi antar instansi terkait dalam pengawasan di pintu masuk baik darat, laut maupun udara,” tambah mantan Deputi Penindakan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.
Heru menjelaskan, faktor penyebab utama yang dihadapi Indonesia dalam mencegah masuknya narkotika ke Indonesia. Pertama, faktor geografis, terletak di antara dua buah benua dengan 17.508 pulau dan panjang garis pantai sepanjang 85.000 km.
“Faktor demografi, jumlah penduduk kurang lebih 260 juta, 40 persen penduduk muda dan terdiri dari banyak suku bangsa,” ungkapnya.(BM/ist)