Berunding antar pemain sebelum menyusuri hole by hole.

Serunya Berburu Lubang Senayan saat Malam

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Dalam olahraga apa pun – tidak terkecuali olahraga golf – sekecil apa pun pasti ada unsur “sensasi”-nya. Seorang golfer yang pernah mendapat hadiah mobil karena berhasil membuat pukulan hole in one begitu fasih menceritakan “sensasi” yang dia rasakan.

Tapi, ketika IndependensI.com menanyakan, apakah dia pernah merasakan “sensasi” bermain golf di malam hari, dengan jujur dia mengatakan bahwa sejak kenal olahraga golf dua puluh lima tahun yang lalu, dia belum pernah sama sekali bermain golf di malam hari.

Ketika IndependensI.com memberitahu golfer tersebut bahwa terhitung sejak Sabtu (28/4/2018) lalu Senayan National Golf Club membuka kesempatan kepada setiap komunitas golf di Indonesia untuk bermain golf di malam hari (night golf), golfer tersebut spontan mengungkapkan kegembiraannya bahwa mimpinya untuk bisa bermain golf di malam hari di negeri sendiri sudah terwujud.

Salah seorang pemain in action dalam night golf SNGC.

Kehadiran night golf memang merujuk kepada kebutuhan akan sarana olahraga yang dapat berfungsi di malam hari yang semakin berkurang sejalan dengan semakin bertambahnya bangunan fisik, baik berbentuk mal maupun perkantoran di tengah kota.

Selain itu, akibat semakin seringnya terjadi kemacetan di Jakarta, maka makin dibutuhkan sarana yang dapat digunakan untuk mengisi waktu selama menunggu kemacetan berakhir. Untuk menjawab tantangan tersebut maka Senayan National Golf Club (SNGC) berupaya memaksimalkan arena Senayan Golf menjadi fasilitas yang dapat digunakan di malam hari.

“Daripada menghabiskan waktu di jalan yang macet atau di mal dan pusat perbelanjaan lainnya, lebih baik waktunya dipakai untuk berolahraga,” kata Presiden Direktur SNGC, Rolaw P Samosir, kepada indenpendensi.com.

Rolaw P Samosir (keempat kiri), Jason Lee (kelima kanan). Di tengah adalah Gita Wirjawan.

Berada di area seluas 33 hektar, SNGC bekerjasama dengan PT Nepes Abadi Indonesia membangun night golf di jantung kota Jakarta, tepatnya berlokasi Senayan National Golf, Jalan Asia Afrika, Pintu IX Senayan, Jakarta Pusat.

Menurut Jason Lee, CEO PT Nepes Abadi Indonesia, night golf menggunakan lampu LED GigaTera yang diproduksi di Korea Selatan. Lampu yang sama juga digunakan di Winter Olimpic 2018 di PyeongChang Korea Selatan, New York Yankee Stadium, Seattle Mariners Safeco Field USA, Olimpic Park Tennis Centre Sydney Australia dan Monbetsu Horse Track Japan.

Sekretaris Jendral Indonesian PGA, Agus Triyono.

Khusus untuk lapangan golf, sebelum membangun jaringan pencahayaan di Senayan National Golf Club, lampu tersebut juga dipergunakan untuk pencahayaan di lapangan golf terkenal di Vietnam, Thailand dan di Korea Selatan sendiri. Untuk menerangi areal seluas 33 hektar, kata Jason Lee yang lumayan fasih berbahasa Indonesia lebih lanjut, pihaknya mendirikan sebanyak 84 tiang listrik dengan daya 250 kilowatt per jam.

Lampu LED tersebut akan menerangi lapangan golf sehingga membuat suasana seperti di siang hari, dan dengan teknologi pencahayaan yang sangat sempurna kondisi lapangan golf akan tetap terasa sejuk.

Para golfer yang akan bermain di malam hari, selain dapat menikmati fasilitas pencahayaan yang dimulai pada pukul 16.00-23.00 WIB, mereka juga dapat menggunakan golf car yang sudah dilengkapi dengan lampu. Sementara bagi para golfer yang bermain di malam hari pun tidak perlu khawatir bila mereka merasa haus dan/atau lapar, karena selama night golf berlangsung, fasilitas restoran yang ada club house dan proshop tetap akan beroperasi sampai pukul 23.00 WIB.

Menjawab pertanyaan mengenai caddy yang akan bertugas di malam hari, Rolaw P Samosir mengatakan bahwa pihaknya selain akan melakukan rotasi caddy antara yang bertugas siang dan malam hari, juga telah menambah jumlah caddy sebanyak 50-75 orang. Khusus bagi caddy yang baru bergabung, mereka telah menjalani training sehingga mereka segera running well saat program night golf digulirkan.

Untuk mengetahui bagaimana rasanya bermain golf di malam hari, IndependensI.com menghubungi Wahyu Hendarman, yang di lingkungan komunitas golf lebih dikenal dengan nama Uke Widarsa.

Cucu dari Ketua Umum PGPI, Widarsadipradja, pada era 1980-an, itu pernah belajar tentang olahraga golf dengan segala aspeknya di sebuah akademi golf ternama di San Diego Amerika Serikat. Uke mengatakan bahwa yang pasti bermain golf di malam hari tidak akan kepanasan karena udaranya cenderung dingin.

“Waktu itu, saat saya bermain golf di malam hari di San Diego, kebetulan pas musim gugur. Jadi, lumayan terasa dinginnya di tulang,” kata Uke yang saat ini lebih dikenal sebagai komentator golf daripada pro – setelah cedera yang dialaminya saat masih duduk di bangku SMP kambuh lagi.

“Tapi, kalau di Indonesia khususnya Jakarta, yang pasti waktunya akan lebih santai, dan bermain golf di malam hari selain tidak kenapasan kulit juga tidak akan bertambah hitam,” katanya.

Kalau masalah persiapan, kata Uke lebih lanjut, antara main golf siang dan main golf di malam hari, kurang lebih sama dan tidak ada perbedaan yang signifikan. “Yang penting, satu jam sebelum main golf di malam hari, jangan lupa makan terlebih dulu agar tidak masuk angin,” tegasnya.

Sementara Agus Triyono, Sekretaris Jendral Indonesian PGA (d/h Persatuan Golf Profesional Indonesia/PGPI) sangat mengapresiasi dengan hadirnya program night golf di Senayan National Golf Club.

“Kami berharap antusiasme masyarakat untuk menekuni olahraga golf semakin meningkat dengan adanya night golf ini,” katanya. “Tapi, kami belum berpikir untuk membuat event pro di malam hari – meskipun hal tersebut bisa saja terjadi di kemudian hari,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa persiapan untuk menghadirkan night golf kepada komunitas golf di Indonesia dimulai sejak awal tahun 2018. Dan, menurut sebuah sumber yang sangat kredibel, para pekerja melaksanakan tugasnya siang dan malam bahkan hingga pagi hari. Tapi, diakui atau tidak, di Jakarta dan sekitarnya sering terjadi pemadaman lintrik secara bergiliran.

Lalu, bagaimana pihak SNGC mengantisipasinya? Menjawab pertanyaan ini, Rolaw P Samosir mengatakan bahwa Senayan National Golf Club berada di kawasan Ring 1 sehingga tidak mungkin akan mengalami dampak dari pemadaman listrik secara bergiliran yang sering terjadi di Ibukota!

“Yang saya tahu lokasi ini masuk atau berada di kawasan area Ring 1. Tapi, untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, kemungkinan kami akan siapkan genset,” katanya.

Nah, bagi para golfer mania di seluruh Indonesia yang tertarik untuk menemukan “sensasi” bermain golf di malam hari, silakan mempersiapkan diri dan tidak perlu khawatir atau takut ada gangguan dari binatang melata dan serangga khususnya nyamuk.

“Karena, secara berkala kami mengundang pawang ular demi kenyamanan para golfer yang akan bermain golf di malam hari. Sedangkan masalah serangga khususnya nyamuk, selama proses pembangunan pencahayaan berlangsung, saat kami beberapa kali keliling lapangan di malam hari kami tidak pernah diganggu oleh gigitan nyamuk,” kata Rolaw P Samosir mengakhiri keterangannya kepada IndependensI.com. (Toto Prawoto)

2 comments

  1. Thanks for the sensible critique. Me & my neighbor were just preparing to do some research about this. We got a grab a book from our area library but I think I learned more clear from this post. I’m very glad to see such fantastic information being shared freely out there.

Comments are closed.