IndependensI.com – Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said-Ida Fauziyah menyatakan jika terpilih berjanji akan menciptakan 5 juta lapangan pekerjaan baru dalam 5 tahun ke depan. Sebuah janji yang fantastis seperti angin surga yang berhembus semilir di tengah tanah gersang sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan dimana pertumbuhan ekonomi pada 2018 diperkirakan baru mencapai 5,2 persen.
Jumlah 5 juta lapangan pekerjaan baru bagi provinsi Jawa Tengah bukan hal yang sepele. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah terjadi penurunan pengangguran secara konsisten di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo yakni pada 2013 sebesar 6,01 persen, pada 2014 sebanyak 5,68 persen, 2015 sebanyak 4,99 persen dan pada 2017 mencapai 4,57 persen. Membaiknya perekonomian makro nasional akan mampu menurunkan kembali angka pengangguran pada level yang lebih rendah sehingga perekonomian saat ini bergerak sesuai dengan jalurnya (on the track).
Sudirman Said tampaknya hanya memberikan angin surga kepada para calon pemilih yang akan berpartisipasi dalam Pilkada Jateng 2018 karena ia tidak menjelaskan secara detail bagaimana sebanyak 5 juta lapangan pekerjaan baru bisa tercipta, dari mana sumber investasi dan siapa yang akan berinvestasi dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan baru di Jawa Tengah.
Di sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sudirman Said juga menjanjikan akan meningkatkan persentase yang lebih besar dibandingkan yang pernah dilakukan oleh calon petahana yakni Ganjar Pranowo. Pada masa kepemimpinan Ganjar Pranowo, PAD Jawa Tengah mampu meningkat 58 persen. Dan Sudirman Said menawarkan 22 program kerja jika ia terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Rekam Jejak
Sudirman Said sayangnya memiliki rekam jejak yang kurang baik, kalau bukan disebut buruk. Ketidakmampuan Sudirman Said sebagai seorang pemimpin telah menandai rekam jejaknya selama ini. Ia pernah diberhentikan atau direshuffle karena gagal mencapai target-target yang telah ditentukan Presiden Joko Widodo. Akibatnya ia dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Energi Sumber Daya Alam Mineral (ESDM). Ia hanya menjabat Menteri ESDM selama kurun waktu 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 atau kurang dari dua tahun.
Singkatnya masa kerja yang dia emban karena selama ia menjabat sebagai menteri ESDM tidak ada prestasi yang telah ditorehkan. Akibatnya tanpa ampun Presiden Jokowi melakukan reshuffle terhadap Sudirman Said.
Di mata Presiden Jokowi yang memiliki semboyan “kerja, kerja dan kerja” Sudirman Said dianggap gagal dalam tiga isu strategis nasional yakni negosiasi dengan PT Freeport Indonesia, pembangunan kilang gas di Blok Masela dan pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt.
Dalam masalah negosiasi Freeport, Sudirman Said tidak memiliki komitmen yang jelas bagi kepentingan nasional sehingga lebih menguntungkan perusahaan Freeport. Berbeda dengan Menteri ESDM Ignatius Jonan yang berani menuntut hak Indonesia berdasarkan UU Minerba sehingga Jonan memperjuangkan kepentingan nasional secara maksimal.
Dalam kasus Blok Masela keputusan Sudirman Said juga ditentang oleh Mantan Menko Maritim Rizal Ramli. Rizal Ramli ingin Blok Masela menguntungkan rakyat Indonesia dengan metode onshore atau pipa darat karena menciptakan multiflier effect ekonomi yang sangat besar yakni penciptaan lapangan pekerjaan dan menggerakkan roda perekonomian. Sementara Sudirman Said mengedepankan skema pembangunan di laut (offshore) yang hanya menciptakan efek ekonomi yang jauh lebih kecil dibandingkan metode pipa darat.
Dalam pembangunan listrik 35.000 Megawatt, Sudirman Said juga kembali gagal dalam mewujudkan komitmen anti KKN dimana pembangunan pembangkit listrik terlalu ambisius dan tidak dilakukan secara tranparan. Akibatnya bisa merugikan negara dalam jumlah yang fantastis karena terindikasi menyuburkan praktik KKN.
Dari contoh-contoh di atas memang sudah sewajarnya masyarakat Jawa Tengah meragukan kualitas kepemimpinan Sudirman Said. Seorang calon gubernur yang telah gagal dan dicopot dari jabatannya memang lebih banyak berkutat pada wacana. Penciptaan lapangan kerja baru sebanyak 5 juta adalah angin surga yang dihembuskan menjelang Pilkada Jawa Tengah 2018.