Sudirman Said Gagal Jual Isu Korupsi Jelang Pilkada

Loading

SEMARANG (IndependensI.com) – Kandidat Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said gagal menjual isu korupsi. Pasalnya perang melawan korupsi yang dikatakan Sudirman Said hanya sebatas wacana politik.

“Cagub Sudirman Said memang kurang taktis dalam mengangkat isu korupsi. Akibatnya hanya berkutat pada wacana, tetapi tidak ada langkah nyata memerangi korupsi,” kata Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Chaniago, Minggu (10/06/2018).

Ia menyebutkan rekam jejak atau track record Sudirman Said sendiri memang dipertanyakan. Hal ini terbukti saat menjadi menteri ESDM direshuffle presiden Joko Widodo karena tidak mampu mengatasi potensi korupsi dalam pembangunan Blok Masela. Akibatnya Sudirman Said dinilai tidak memiliki komitmen yang jelas dalam memberantas korupsi.

Sementara itu Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mempunyai tiga cara untuk membangun pemerintahan di Jawa Tengah bebas dari korupsi. Pertama, memasukkan kembali semangat kebijakan berbasis pengetahuan. “Saya melihat kita harus dekat dengan kampus, lembaga pemikiran supaya norma-norma pemimpin kebijakan bisa diambil,” kata Sudirman Said di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (09/06/2018).
Ia menambahkan kedua menerapkan sistem manajemen kinerja. Orang yang berprestasi diberikan penghargaan. Kemudian yang mangkir dalam tugas harus diberi sanksi. “Itulah yang namanya keadilan,” kata Sudirman.

Cagub yang diusung Gerindra-PKB ini melanjutkan kemudian yang ketiga adalah menempatkan pemimpin sebagai teladan. Yaitu, sebagai penggerak perubahan, dimulai dari gubernur dan wakil gubernurnya, sehingga akan tercipta pemerintahan yang bersih. “Saya selalu membayangkan kalau setiap ada acara resmi gubernur bisa berceramah sedikit saja, satu dua menit. Sampun enggih (sudah ya) korupsi sampun katah (korupsi sudah banyak), empun stop korupsi, panjengan semua adalah pejabat publik,” ujarnya. Apabila itu diulang secara terus menurus dan dikerjakan oleh gubernurnya, jelas Sudirman, maka Jawa Tengah akan berubah. Keteladan merupakan kunci untuk mengubah keadaan dan kondisi Jawa Tengah.

Selanjutnya ia menyatakan kasus korupsi yang dilakukan para kepala daerah memicu tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah. “Saya kok makin hari semakin berpikir bahwa jangan-jangan ada hubungan antara tingginya korupsi di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan,” ujarnya.