JAKARTA (IndependensI.com) – Kemeriahan Piala Dunia 2018 mendorong keterbukaan di Iran. Untuk pertama kalinya sejak 1979, perempuan Iran diperbolehkan menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion.
Peristiwa bersejarah itu terjadi di Stadion Azadi, Teheran, Rabu (20/6/2018). Kaum perempuan diperkenankan masuk stadion untuk nonton bareng duel Iran melawan Spanyol pada penyisihan Grup B.
Pengelola Stadion Azadi mengatakan perempuan Iran bisa kembali ikut nonton bareng pertandingan Iran melawan Portugal yang akan berlangsung pada Senin (25/6/2018).
Kaum perempuan Iran menyambut gembira perubahan kebijakan ini. Mereka ramai-ramai mengunggah foto selfie-nya di media sosial. Tim nasional Iran di Rusia membalasnya dengan mengunggah foto seorang perempuan muda berdiri di tribun sambil mengibarkan bendera kebangsaan.
Tokoh reformis, Tayyabeh Siavashi, tidak mau ketinggalan. Dia mengunggah fotonya di tribun serta menulis bahwa perempuan dan laki-laki harus diperkenankan bergembira bersama.
Selama puluhan tahun sejak Revolusi Islam Iran, pemuka agama melarang perempuan masuk stadion, meski tidak ada undang-undang resmi yang menyatakan larangan itu.
Dengan bantuan sejumlah politikus moderat, larangan tersebut diperlonggar. Laki-laki dan perempuan pun bisa nonton bareng siarang langsung Piala Dunia 2018 di dalam stadion.
Kegiatan itu nyaris batal setelah pasukan keamanan menutup pintu stadion dan melarang penonton masuk. Tapi para penggemar sepakbola dengan sabar menunggu di luar. Beberapa politikus, termasuk Gubernur Provinsi Teheran akhirnya berhasil membujuk pasukan keamanan membuka stadion sekitar satu jam sebelum kick-off.
Sebenarnya bukan baru kali ini perempuan Iran masuk stadion. Pada Mei 2018, sekelompok perempuan berhasil menyelinap masuk stadion dengan mengenakan jenggot palsu, menyamar sebagai laki-laki.