Pilkada Jawa Tengah Terancam Oleh Kroni-Kroni Orde Baru

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos memperingatkan kroni-kroni Orde Baru merupakan ancaman bagi demokrasi. Pilkada Jawa Tengah adalah upaya kroni-kroni Orde Baru yang ingin kembali berkuasa dengan melakukan campur tangan.

“Apa urusannya Pilkada Jawa Tengah dengan melibatkan para jenderal-jenderal purnawirawan TNI. Pilkada adalah urusan KPU, Bawaslu dan masyarakat sipil. Untuk mencegah dan mengantisipasi kecurangan serta menciptakan pilkada yang jujur dan adil tidak butuh keterlibatan para jenderal-jenderal purnawirawan,” kata aktivis demokrasi dan HAM yang biasa dipanggil Choky ini, seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/06/2018).

Ia menyatakan pengerahan 47 jenderal purnawirawan TNI dalam Pilkada Jawa Tengah ini memiliki tujuan yang tidak jelas. “Masyarakat Jawa Tengah justru akan antipati dengan cara-cara Orde Baru yang masih juga ingin diterapkan. Melakukan ancaman dan intimidasi bukanlah cara-cara yang patut dilakukan pada era reformasi,” ujarnya. Partai politik yang kandidatnya tidak populer dan memang terancam kekalahan sebaiknya tidak mencari-cari pembenaran.

Choky menyatakan sudah bukan waktunya melakukan ancaman dan intimidasi kepada para calon pemilih. “Biarkan masyarakat menyalurkan pilihan sesuai dengan hati nurani dan calon yang dikehendakinya. Mengerahkan 47 jenderal purnawirawan tidak perlu dilakukan. Itu upaya yang sia-sia dan tindakan absurd,” tegasnya.

Sekretaris DPD Partai Gerindra Jateng Sriyanto Saputro menyatakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subiyanto akan menurunan 47 Jenderal Purnawirawan ke Jawa Tengah pada momen Pilgub Jateng untuk mengawal pemenangan pasangan Cagub Jateng No 2 Sudirman Said-Ida Fauziyah.

Ia menyatakan proses Pilgub Jateng perlu dikawal agar terhindar dari berbagai praktik kecurangan. Sinyal permasalahan menurutnya sudah muncul, antara lain adanya munculnya nama pemilih ganda dan fiktif. “Kami sudah memiliki data tersebut dan sudah kami laporkan kepada penyelenggara Pemilu. Oleh karena itu kami menunggu tindak lanjutnya,” ungkap Sriyanto.

Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said meminta semua relawan dan parpol koalisi memperketat pengawasan Data Pemilih Tetap (DPT) dalam Pilgub Jateng 27 Juni nanti. Pihaknya juga tidak akan memberi tolenransi segala bentuk kecurangan akan muncul saat pencoblosan berlangsung.