SOLO (IndependensI.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Kota Solo seperti pekerjaan normalisasi Kali Pepe dan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi menjadi lebar 60 meter dari sebelumnya lebar 20 meter akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau dan mengendalikan debit banjir pada musim hujan. “Pada saat musim kemarau, pintu Bendung akan ditutup, sehingga menjadi long storage yang dapat menampung 1 juta m3 air. Pada musim hujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran air 1.048 m3 per detik, atau lebih besar dari debit awal 390 m3 per detik,” jelas Menteri Basuki saat meninjau progres pekerjaan Bendung Tirtonadi di Kota Solo, Kamis (19/7/2018).
Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) Bengawan Solo, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) menggunakan teknologi gate panel yang pertama di Indonesia. Keunggulan teknologi tersebut diantaranya waktu pengoperasian yang relatif singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai, tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dan vandalisme.
Kegiatan normalisasi Kali Pepe dilakukan baik di Kali Pepe bagian Hulu maupun Kali Pepe Hilir. Rehabilitasi Bendung Tirtonadi merupakan bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe Hulu sepanjang 1.566 meter. Normalisasi termasuk perkuatan tebing-tebing kali yang kritis, pemasangan pintu air dan pompa.
Konstruksi dilakukan oleh PT. Adhi Karya – PT. Minarta melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 173,04 miliar berdasarkan kontrak tahun jamak 2016-2018.
“Saat ini progres normalisasi Kali Pepe sudah 86%. Diharapkan nantinya dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan sarana rekreasi. Kita lengkapi dengan dermaga, sehingga bisa untuk wisata air di tengah kota. Dulu lebarnya cuma 20 meter, sekarang menjadi 60 meter,” terang Menteri Basuki.
Penanganan Kali Pepe Hulu diharapkan dapat memberi manfaat dalam mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 110 hektar di Kecamatan Banjarsari. Sementara di daerah hilir akan mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 80 hektar di Kecamatan Pasar Kliwon, dan Laweyan.
Sementara untuk pekerjaan Kali Pepe Hilir diantaranya berupa pekerjaan tebing beton sepanjang 10.115 meter di sisi kanan dan kiri mulai dari pintu inlet di ruas Kelurahan Gilingan hingga Pintu Air Demangan, perbaikan pagar, penataan bantaran dan pengerukan badan sungai. Bertindak sebagai Kontraktor pelaksana adalah PT. Basuki Rahmanta Putra dengan nilai kontrak sebesar Rp 121,45 miliar dengan kontrak tahun jamak 2016-2018.
Kota Solo atau Surakarta merupakan dataran rendah dan menjadi pertemuan beberapa sungai, yakni Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung dan Sungai Bengawan Solo. Pengendalian banjir Kota Solo sangat penting karena sebagai Kota Pusaka, Kota Solo merupakan pusat peninggalan budaya yang telah lama menjadi tujuan wisata. Aset pusaka Kota Solo antara lain Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Kampung Batik Laweyan dan Pasar Tradisional Klewer.
Destinasi wisata di Kota Solo juga akan semakin ramai dikunjungi wisatawan dengan terhubungnya tol Semarang ke Solo dan Surabaya ke Solo yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa.