BEKASI (IndependensI.com)- Pemeriksaan hewan kurban, wajib dilakukan guna memeriksa kesehatannya. Terkait hal itu,
Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi menemukan sembilan hewan kurban yang terkena penyakit radang mata dari tujuh kecamatan yang diperiksa petugas.
Jumlah ini diproyeksi bakal lebih banyak dibanding fakta di lapangan, mengingat tim masih menyusuri hewan kurban di lima kecamatan lagi di wilayah setempat. Hewan-hewan itu terjangkit penyakit radang mata akibat terkena virus atau bakteri selama perjalanan dari daerah asal menuju Kota Bekasi.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Distanikan Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti mengatakan, hewan kurban yang menderita penyakit tersebut terdiri dari sapi, domba dan kambing. Meski menderita penyakit, namun tidak membahayakan karena langsung diobati petugas di lapangan.
“Selain ada yang rada mata, ada juga hewan yang mengalami kelelahan karena perjalanan di truk dari daerah asal ke Kota Bekasi,” ujar Satia di Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Rabu (15/8/2018).
Dikatakan, pemerintah daerah melibatkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam memeriksa kondisi hewan kurban. Sejauh ini, petugas belum menemukan hewan kurban yang menderita penyakit berbahaya.
Diyakini, pedagang hewan kurban di wilayah setempat cukup jeli dalam memboyong hewan dari daerah lain. Selain berisiko pada usahanya, menjual hewan kurban yang berpenyakit parah juga berdampak pada kesehatan manusia.
Dalam pemeriksaan kali ini, pihaknya menerjunkan enam tim yang akan bergerak melakukan pemeriksaan dan pengawasan di 12 Kecamatan di Kota Bekasi. “Pemeriksaan hewan qurban di Kota Bekasi dilakukan sejak h-10 dan akan diteruskan sampai nanti h+2 di tempat pemotongan hewan di masjid-masjid,” ujarnya.
Berdasarkan datanya, pemeriksaan ini dilakukan terhadap 1.911 ekor sapi, 1.664 ekor kambing, dan domba sebanyak 308 ekor. Rata-rata seluruh hewan itu dikirim dari Wonosobo, Pekalongan, Ponorogi, Madura dan Bali. “Dari lima wilayah itu, yang paling banyak berasal dari daerah Bali,” jelasnya.
Praktisi Dokter Hewan Indonesia Jawa Barat V, Ajat Sudrajat menilai, sifat trauma seperti kelelahan yang dialami merupakan hal yang wajar, seperti halnya manusia yang menempuh perjalanan jauh, namun tubuh tidak kuat sehingga mengalami drop.
“Hewan juga sama dengan manusia, mereka perlu istirahat. Kalau manusia bisa tiga hari menempuh Bali-Bekasi via darat. Tapi baiknya untuk hewan ternak minimal enam hari dari Bali ke Bekasi. Hal itu dilakukan dengan cara diperbanyak transit, agar hewan tersebut tidak stres,” katanya. (jonder sihotang)