Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono (ketiga kiri), Menpora Imam Nahrawi (ketiga kanan), Gubernur Sumsel Alex Noerdin berfoto dengan peraih medali ganda campuran Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/8/2018). (ANTARA/INASGOC)

Tenis Raih Medali Emas

Loading

PALEMBANG (IndependensI.com) – Setelah 16 tahun paceklik medali emas, cabang olahraga tenis akhirnya meraih sukses melalui duet campuran Christopher “Christo” Rungkat/Aldila Sutjiadi di lapangan utama kompleks lapangan tenis Jakabaring Sport City, Palembang, Sabtu (25/8/2018).

Medali emas terakhir kali bisa dipersembahkan pada 2002 lalu di Busan, Korea Selatan, melalui duet ganda putri Wynne Prakusya/Angelique Widjaja yang memperoleh perak, satu emas beregu putri dan satu perunggu beregu putra. Bahkan hebatnya, Christo/Aldila bukan menyumbangkan medali perunggu atau perak tapi emas yang pertama sekaligus terakhir kali bisa direbut tim Indonesia pada 1990 Emas ini sendiri, oleh duet Yayuk Basuki/Hary Suharyadi pada Asian Games 1990 di Beijing.

“Ini gelar perdana saya di Asian Games pertama saya dan ini saya persembahkan buat orang tua yang sudah banyak berkorban bagi saya dari kecil dan memberi dukungan atas apa yang dipilih yaitu karir tenis saya, tanpa mereka mungkin karir aku gak lanjut,” kata Aldila seperti dikutip dari Antara. Ganda campuran unggulan 11 ini mengalahkan duet Thailand, Luksika Kumkhum/Sonchat Ratiwatana 6-4, 7-5 [10-7].

Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda Anwar mengatakan, hasil ini merupakan pelecut semangat bagi pemain-pemain yang lebih junior dari pasangan Aldila/Christo. “Awalnya kami hanya targetkan satu medali perunggu, namun dengan emas ini, pasti jadi pelecut semangat bagi adik-adik mereka. Ini akan menjadi langkah awal untuk prestasi tenis Indonesia ke depannya,” kata Rildo.

Dengan hasil mereka memperoleh medali emas, Aldila/Christopher mengaku bangga bisa membuktikan bahwa Indonesia layak diperhitungkan dalam olahraga tenis. “Dengan ini kami membuktikan bahwa Indonesia layak diperhitungkan. Akan tetapi, saya minta juga ke Aldila agar jangan cepat puas dan berusaha untuk menembus Olimpiade 2020 Tokyo,” kata Christo yang secara tak langsung menyatakan pasangan ini akan bertahan setidaknya hingga 2020.

Untuk mencapai hal tersebut, pasangan ini akan mendapat bonus sekitar Rp1,5 miliar masing-masing, pasangan ini mengaku dana bonus tersebut adalah untuk modal mereka mengikuti turnamen reguler di luar negeri. Hal tersebut mereka lakukan demi meningkatkan peringkat mereka sekaligus mencari pengalaman bertanding yang lebih banyak demi prestasi-prestasi lebih tinggi lagi nantinya. “Kami memiliki target masing-masing, saya tahun ini ingin tembus top 500 dan tahun depan top 300 lalu saya ingin bisa masuk Olimpiade juga sama dengan Chris,” ujar Aldila di lokasi yang sama.

Dengan hadirnya Aldila/Christopher sebagai juara Asia dari Indonesia setelah sekitar 16 tahun tenis tidak bisa memberikan medali, sudah selayaknya menjadi pelecut semangat bagi Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia untuk mencetak lebih banyak lagi petenis-petenis kelas dunia. Demi alasan untuk mengukuhkan cabang olahraga tenis merupakan salah satu cabang yang bisa diandalkan Indonesia dalam mendulang emas di turnamen multicabang seperti Asian Games, layaknya dekade 90-an hingga awal dekade 2000-an.