JAKARTA (IndependensI.com) – Ganda putra tangguh peringkat nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menghapus impian Malaysia untuk meraih medali di bulutangkis perorangan Asian Games 2018. Di laga perempat final yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Kevin/Marcus memulangkan harapan terakhir Malaysia yang tersisa, yaitu Goh V Shem/Tan Wee Kiong 22-20, 21-19, Minggu (26/8/2018).
Duel kedua pasangan ini berlangsung sengit, Kevin petang ini tampil luar biasa di depan net. Begitu pun Marcus yang permainan depannya beberapa kali membuahkan angka. Pada kedudukan 12-12, Kevin memenangkan adu drive di depan net yang begitu luar biasa sehingga penonton Istora semakin riuh. Di game kedua, Kevin/Marcus yang sudah unggul 14-8, sempat terkejar dan kedudukan menjadi imbang 17-17. Namun dengan memegang kunci permainan depan, Kevin/Marcus terus mengontrol permainan. Satu pengembalian Goh yang menyangkut di net membuat tiket semifinal jatuh ke tangah pasangan Indonesia.
“Pertandingan ramai, kami hari ini lebih siap dan lebih yakin. Jadi dari awal kami sering unggul poin. Waktu sudah unggul 20 di game pertama, kami sudah coba satu-satu dulu, tapi mereka cepat sekali. Jadi kami harus siap banget di speed cepat,” kata Marcus seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI. “Lawan nggak mudah dihadapi, waktu itu mereka tertinggal di game kedua, mereka banyak melakukan kesalahan sendiri. Lalu di saat mereka balik ke performa mereka, kami cukup kesusahan,” tambah Kevin.
Duet Taiwan, Lee Yang/Lee Jhe-Huei akan menjadi lawan Kevin/Marcus di babak semifinal, Senin (27/8/2018). Skor pertemuan sementara 4-2 untuk keunggulan Kevin/Marcus. “Nggak mungkin mudah lawan Lee/Lee, mereka bisa mengalahkan ganda Tiongkok, Zhang (Nan)/Liu (Cheng). Kami harus lebih siap untuk besok,” sebut Kevin. “Yang pasti semua orang ingin termotivasi ingin meraih emas Asian Games. Soal kemungkinan all Indonesian final, ya mungkin juga, mudah-mudahan, doakan saja. Tapi kami belum mau bahas yang belum kejadian dulu, nggak bagus,” pungkas Marcus.
Balas Kekalahan
Sementara itu duet Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto membalas kekalahan mereka di All England 2018 atas ganda Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dengan straight set 21-17, 21-13. Fajar/Rian menambah pundi-pundi medali tim bulutangkis Indonesia. Sementara sudah tujuh medali dikumpulkan lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Fajar/Rian. Di nomor beregu, medali perunggu didapat tim putri, sedangkan tim putra menyumbang perak.
Kondisi lapangan yang berangin justru menjadi sebuah keuntungan bagi pasangan rangking sembilan dunia ini. Serangan-serangan mereka mampu menembus benteng pertahanan ganda Malaysia yang terkenal kokoh. Kemenangan di game pertama yang sengit ternyata membawa dampak positif bagi Fajar/Rian di game kedua. Mereka terus menghujankan serangan demi serangan di game kedua. Defense Ong/Teo akhirnya berhasil diruntuhkan, semifinal di depan mata. “Lawan bermain baik, waktu kedudukan 17-17 di game pertama, saya tidak berpikir gimana-gimana. Saya hanya berpikir di permainan itu saja. Kuncinya game pertama tidak boleh mengangkat bola karena rawan diserang oleh lawan. Jadi kami terapkan permainan no lob dan itu berhasil,” jelas Fajar.
Di babak semifinal, Fajar/Rian bertemu dengan Li Junhui/Liu Yuchen. Skor pertemuan sementara 3-1 untuk keunggulan ganda Tiongkok tersebut. “Di pertemuan terakhir, kami kalah di Istora di Indonesia Masters. Tapi Asian Games ini event besar, kami mau memberi yang terbaik, memberi kemenangan. Step by step saja, kami tidak berpikir terlalu jauh dulu melawan Minions (Kevin/Marcus), kan mereka masih belum main juga. Lawan kami besok juga berat, jadi fokus satu-satu dulu besok. Kami mewaspadai power dan serangan mereka, karena postur mereka tinggi. Jadi kami harus antisipasi bola-bola datar,” jelas Fajar.