Jonatan Christie. (Istimewa)

Jonatan Tembus Empat Besar

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pebulutangkis spesialis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie melaju ke babak empat besar Asian Games 2018 setelah mencatat kemenangan atas pemain Hong Kong, Wong Wing Ki Vincent 21-11, 21-18 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (26/8/2018). Jonatan bermain lebih konsisten serta didukung penuh para penonton baik di dalam Istora maupun di sekitar arena pertandingan.

Di game pertama, Jonatan yang langsung in ke permainan, benar-benar tak memberi kesempatan pada Wong untuk mengembangkan permainan. Jonatan unggul jauh dan Wong seolah melepas game pertama karena sudah begitu sulit untuk mengejar. Seperti sudah diperkirakan, game kedua berlangsung begitu sengit. Jonatan yang awalnya memimpin perolehan skor 11-9 di interval game kedua, sempat tersusul oleh Wong pada kedudukan 14-15.

Permainan agresif yang penuh dengan jumping smash terus diterapkan Jonatan sepanjang game kedua. Strategi ini cukup berhasil, tekanan demi tekanan yang dilancarkan Jonatan akhirnya menghentikan perlawanan Wong. “Terima kasih Tuhan, ini berkat bantuan Tuhan. Supporter yang ada di Istora membuat Wong sedikit tegang, di awal dia mati sendiri. Bola yang seharusnya tidak sulit, tetapi tidak bisa dia kembalikan atau out. Ini jadi keuntungan tersendiri buat saya,” ujar Jonatan seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI.

Jonatan mengaku, pada game kedua mendapat lapangan yang ‘menang angin’, dan Wong punya defense yang kuat. “Dia juga pemain yang ulet, nggak mudah dimatikan. Saya nggak expect menang straight game, tadi saya sudah siap untuk game ketiga. Tetapi saat poin sudah 18-18, saya memutuskan untuk banyak menyerang karena dia sering ‘mengangkat’ bola,” tambahnya.

Sementara itu Anthony Sinisuka Ginting juga melaju ke babak semifinal setelah mencatat sukses menundukkan andalan Tiongkok, Chen Long 21-19, 21-11. Kemenangan Anthony ini sekaligus membalaskan kekalahan Jonatan di babak final beregu putra lalu. Setelah sebelumnya Jonatan juga membalaskan kekalahan Anthony atas Shi Yuqi, unggulan pertama dari Tiongkok. Anthony dikalahkan Shi pada laga final beregu putra yang berakhir dramatis.

“Puji Tuhan saya bisa melewati hari ini tanpa ada kendala dan diberi kemenangan. Di game pertama waktu awalnya sampai interval ketinggalan, saya coba strategi seperti kemarin, lebih inisiatif menyerang dan kalau bisa mengembalikan rasa percaya diri lagi,” ujar Anthony. “Tidak ada strategi khusus di game kedua, Chen dapat lapangan yang ‘menang angin’ dan dia banyak melakukan kesalahan sendiri, dia jari ragu-ragu,” tambahnya. “Pasti termotivasi lah (dengan kemenangan Jonatan),” kata Anthony sambil tersenyum.

Di babak semifinal, Anthony akan berhadapan dengan Chou Tien Chen, unggulan keempat dari Taiwan. “Persiapannya tetap balik ke diri saya sendiri, dari perjalanan kemarin nggak mau terlalu banyak mikir. Sebenarnya sudah ada rancangan mau main apa, tapi fokus ke jaga badan, jaga makan, mental, kalau di lapangan semua berubah. Dengan adanya dukungan penonton seperti ini, pasti membuat lawan grogi. Seperti tadi di poin kritis, mungkin teriakan penonton membuat lawan kaget,” ungkap Anthony.

Dengan demikian, Indonesia bisa mengamankan dua medali dari nomor tunggal putra. Selain itu, Jonatan dan Anthony seandainya menang atas lawan masing-masing menciptakan “All Indonesian Finals”. Dari catatan yang ada, situasi ini pernah terjadi pada Asian Games 1994 dimana Hariyanto Arbi dan Joko Suprianto bertemu di partai final. Saat itu, Arbi yang sukses membawa pulang medali emas. Seandainya nomor tunggal putra bisa menuai medali emas, akan menyamakan catatan sukses yang diciptakan Taufik Hidayat pada Asian Games Doha 2006. Kala itu, Taufik menang atas Lin Dan.