Indra Hermawan dan Uang “Kadedeuh”

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Tidak terlalu berlebihan kalau banyak orang yang sepakat bahwa Desa Bojongsari, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat adalah gudangnya pegolf bertalenta di Indonesia.

Dari desa tersebut seolah tiada habisnya selalu muncul generasi baru di kancah percaturan golf baik amatir maupun profesional di negeri tercinta ini.

Tapi, memang, tidak semua pegolf bertalenta dari Sawangan bisa mencapai tingkat prestasi seperti yang diharapkan. Pasalnya, untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, selain dibutuhkan komitmen yang kuat, juga pengorbanan.

Meskipun begitu bukan berarti bahwa bagi mereka yang tidak memiliki komitmen dan pengorbanan tertutup peluang mereka untuk mengaktualisasikan diri di kancah pergolfan nasional.

Indra Hermawan

Karena faktor itulah maka keberadaan mereka tetap menjadi bahan perbincangan yang tidak ada habis-habisnya. Sebab, hampir di setiap lapangan golf yang ada di Jabodetabek dan sekitarnya dapat dipastikan akan ditemui satu dua orang Bojongsari, Kecamatan Sawangan, yang namanya tercatat sebagai karyawan. Bahkan tak hanya bekerja di golf course dan driving range, karena ada juga orang Sawangan yang bekerja di toko olahraga yang menjual perlengkapan olahraga golf.

Sementara yang berkomitmen dan memilih menjadi pemain golf – bila sedang tidak ada turnamen – sehari-harinya mereka bisa ditemui di driving range sebagai teaching pro.

Salah seorang di antaranya adalah Indra Hermawan. Pro berusia 37 tahun yang kesehariannya bisa ditemui di Matoa Nasional Golf & Country Club, Ciganjur, Jakarta Selatan, ini, pada 28-30 Agustus 2018 berhasil merebut gelar juara di ajang Indonesia Golf Tour (IGT) Seri VI yang berlangsung di Jakarta Golf Club, Rawamangun, Jakarta Timur.

Sebagai juara Indra Hermawan berhak atas hadiah utama sebesar Rp34.000.000 dari total hadiah sebesar Rp200.000.000 yang diperebutkan dalam event tersebut.

Sebelumnya Indra juga berhasil menempati posisi 10 besar Asian Development Tour (ADT) – Ciputra Golfpreneur 2018 presented by Panasonic yang digelar di BSD Course pada 22-25 Agustus.

Dalam event yang memperebutkan total hadiah sebesar Rp200.000.000, Indra membukukan skor -12.

Diakui atau tidak, keberadaan anak-anak Sawangan yang nota bene adalah anak-anak dari keluarga biasa-biasa saja itu, pada era 1990-an benar-benar merajai event junior – baik yang berskala lokal maupun nasional – yang diselenggarakan oleh Komda (sekarang Pengprov) PGI DKI dan PB PGI yang dipimpin oleh pak Domo.

Dan, “militansi” mereka dalam menggeluti olahraga golf pada saat itu, membuat orang-orang “gedongan” tergerak ingin agar putra-putri mereka yang juga menyenangi olahraga golf jangan sampai kalah bersaing dengan Indra Hermawan dan teman-temannya.

Memang, ketika masih junior Indra bisa disebut sebagai The Rising Star dari Sawangan. Apalagi setelah dia oleh pers di Amerika Serikat dijuluki sebagai The Golden Boys – karena menduduki ranking 6 dunia dalam kejuaraan Kejuaraan Golf Junior Dunia di San Diego pada 1993.

Uniknya, seperti anak-anak Sawangan pada umumnya, Indra pun otodidak. Anak petani penjual rumput golf ini bisa bermain golf karena sering melihat orang-orang yang bermain golf di Sawangan Golf Club & Country Club.

Dengan stick yang terbuat dari kayu, di mana stick tersebut bisa berfungsi sebagai driver sekaligus putter, Indra dan teman-teman sebayanya mencuri-curi waktu untuk bermain golf menirukan para golfer yang bermain golf di golf course yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya itu.

Talenta Indra mulai terasah setelah dia mendapat sentuhan “tangan dingin” almarhum Charlie L Pellupessy, General Manager Pondok Cabe Golf Club yang juga dikenal sebagai pengurus PB PGI pimpinan pak Domo.

Berkat jasa Charlie L Pellupessy, Indra Hernawan dan beberapa temannya (yang juga menjadi anak didik Oom Charlie, sapaan akrab almarhumah), menjadi wakil Indonesia dalam Kejuaraan Golf Junior Dunia di San Diego – Amerika Serikat.

Menggeluti olahraga golf sejak usia 7 tahun membuat Indra kenyang menikmati manis-pahitnya kehidupan sebagai pegolf. Bahkan, setelah beralih status menjadi pro pun perjalanan karirnya tidak semulus seperti yang dibayangkan.

Akan tetapi berkat komitmen dan konsistensinya dalam menekuni olahraga golf yang membesarkan namanya – perlahan tapi pasti – sejak beberapa tahun belakangan ini terutama ketika touring pro di dalam negeri situasi dan kondisinya semakin kondusif, keberadaan Indra Hermawan mulai diperhitungkan.

Sungguh pun belum mendapatkan sponsor untuk mendukung kiprahnya di kancah persaingan golf profesional, pro bertubuh kecil ini telah mendapatkan uang “kadedeuh” dari seorang pengusaha yang bergerak di bidang media.

Betul bahwa tidak ada seorang pun yang tahu berapa nilai nominal uang “kadedeuh” yang diterima oleh Indra Hermawan. Namun, terlepas dari masalah tersebut, yang jelas uang “kadedeuh” yang diterimanya membuat Indra Hermawan merasa tenang saat berada di lapangan bersaing dengan para kompetitornya.

Paling tidak, tahun ini dia dua kali menjadi juara di IGT Seri. Yang pertama saat IGT Seri digelar di Riverside, dan yang kedua saat IGT Seri VI yang dilaksanakan di Jakarta Golf Club, Rawamangun, Jakarta Timur dua hari yang lalu.