DEPOK (IndependensI.com) – Sejumlah warga pemilik lahan dan bangunan di wilayah Jalan Grogol RT 05/01, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, memprotes pengelola Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) PT Citra Waspphutowa. Pasalnya, pemilik lahan belum pernah dihubungi sekali pun soal pembebasan lahan, sudah ditetapkan harga ganti untung melalui surat yang dikirim panitia pengadaan tanah (P2T) kepada Tim Pembebasan Tanah Kementerian Pekerjaan Umum.
Dalam surat tersebut, karena status pemilik lahan disebut tidak di kenal (TDK), maka dana ganti untung untuk pembebasan lahan segera dititipkan di Pengadilan negeri (PN) Kota Depok. “Kami belum pernah dihubungi secara langsung maupun tertulis oleh tim P2T, ternyata tanah kami sudah diratakan umtuk proyek jalan tol,” ujar Monang Tambunan kepada independensi.com, Rabu (19/9).
Monang mengakui, tanahnya seluas 500 meter persegi, hanya dibebaskan pengembang seluas 385 meter persegi dengan harga sekitar Rp 2,6 juta per meter persegi. Sementara sisa tanah miliknya seluas 115 meter persegi, akan sulit dimanfaatkan karena sudah tidak ada lagi akses jalan.
“Kalau memang pengembang PT Citra Waspphutowa mau membebaskan tanah kami untuk kepentingan pembangunan Jalan Tol Desari, alangkah baiknya ada dulu kesepakatan soal harga tanah. Untuk itu, harga yang sudah ditetapkan oleh tim penilai sulit kami terima,” tegas Monang.
Menurut Monang, nilai jual objek pajak (NJOP) PBB tanahnya sudah mencapai Rp 802.000 per meter persegi. Dan sebagian tanah dan bangunan yang sudah dibebaskan di RT 05/01 Kelurahan Grogol itu, adalah Komplek Perumahan Vila Santika. “Kami minta kepada tim appraisal agar harga tanah kami dinilai berkisar antara Rp 6 juta sampai Rp 8 juta per meter persegi,” jelasnya.
Menurutnya, angka yang sesuai adalah Rp 6 juta sampai Rp 8 juta per meter persegi. “Karena kami menuntut tidak harga tanah saja, tetapi sosial aspeknya. Yaitu biaya karena warga harus pindah, kehilangan tetangga. Aspek sosial itu harus masuk ke situ,” tegas dia.
Proyek tol Antasari-Depok memiliki nilai total investasi Rp 4,767 triliun. Pembangunannya dibagi dalam dua seksi. Pembangunan seksi pertama yaitu ruas Antasari-Sawangan sepanjang 12 Km, mencakup seksi IA sepanjang 6,85 Km (Antasari-Krukut), seksi I B sepanjang 6,3 Km (Krukut-Sawangan).
Untuk seksi pertama, wilayah kelurahan yang akan dilewati antara lain Cilandak Timur, Cilandak Barat, Pondok Labu, Ciganjur dan Cipedak di wilayah administratif Jakarta Selatan. Serta kelurahan Pangkalan Jati Baru, Gandul, Krukut, Grogol dan Rangkap Jaya di wilayah Kota Depok. (Robino Hutapea)