JAKARTA (independensi.com) – Menteri Koordinator Kemaritiman Luut Binsar Panjaitan mengatakan, masyarakat tidak perlu perlu risau terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah menembus angka psikologis Rp 15.000 per dolar AS.
Dia menjelaskan, aspek fundamental perekonomian yang dicerminkan oleh inflasi, posisi utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kokoh. Tak hanya itu, Luhut mengatakan APBN dalam periode kepemimpinan Jokowi juga sangat kredibel.
“Tidak ada masalah. Gak perlu usah risau. Dulu psikologis Rp 10.000, terus Rp 13.000, ada masalah? Enggak kan? Ya udah sekarang Rp 15.000,” kata Luhut di kantornya, Rabu (2/10/2018).
“Jadi kalian jangan diceritain sama orang-orang gak jelas lah [soal pelemahan rupiah]. Kalau ada yang belum jelas silakan datang ke saya. Tapi ya selama ini belum ada yang datang tuh ke saya.”
Dia mencontohkan, level utang pemerintah Indonesia yang dinilai rendah bahkan mengundang komentar fund managers asing. Luhut menceritakan, ketika ia bertemu dengan mereka di AS beberapa pekan lalu, para fund managers tersebut meminta agar Pertamina Indonesia menambah porsi utang.
“Saya di New York ketemu banyak Fund managers, mereka bilang kenapa Indonesia gak naikin utang? Room kalian masih luas untuk nambah utang. Nah kan,” ucapnya.
Selain itu, Luhut menjabarkan Pemerintah juga telah melancarkan berbagai strategi untuk menekan impor guna memperkuat nilai tukar rupiah, seperti kebijakan B 20, pariwisata dan TKDN.
“Itu kan semua langkah yang ada tidak pernah dilakukan sejak dulu. Itu semua kekuatan dari dalam negeri. Kenapa kita suka impor? Ya karena impor itu banyak fee-nya. Tapi sudah cukup. Presiden bilang cukup, enough is enough. Tentu kalau keputusan kebijakan dibuat kemarin, baru akan berdampak besok ke depan, tidak langsung sekarang,” katanya.