Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona di Karo

Loading

BERASTAGI (IndependensI.com) – Bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Karo, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menggelar sosialisasi ‘Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona’ kepada pelaku wisata Kabupaten Karo, Rabu (10/10)/2018) di Taman Mejuah-juah, Berastagi. Kegiatan sosialisasi yang menekankan dan mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dalam mengembangkan sadar wisata.

Acara juga turut diisi dengan menyanyikan lagu kebangsaan, menampilkan tarian persembahan tradisi Karo, sesi tanya jawab dan penyerahan alat kebersihan kepada kelompok sadar wisata (Darwis), meliputi perwakilan desa Tongging, Dokan, Semangat Gunung, Seberaya, Sukanalu, objek wisata Panorama, Taman Mejuah-juah, dan Sapo Juma.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Karo, Ir Mulia Barus  mengatakan, aspek kebersihan lingkungan sangat vital di setiap obyek wisata. Suasana yang indah dan nyaman dan bersih itu akan membuat wisatawan senang berlama-lama di Tanah Karo. Oleh karena itu,  bagaimana supaya wisatawan kita nyaman dan senang ketika berada di Tanah Karo. “Dengan slogan Joy Full Karo, kalo terjemahan bebasnya ‘Tanah Karo Simalem’  kita  memberikan kesejukan, kenyamanan, kepada para pengunjung,” kata Mulia Barus.

Dalam bahasan paparan narasumber yang hadir tersebut memuat bagaimana terciptanya destinasi pariwisata yang Sadar Wisata dan Sapta Pesona, aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan dan bagaimana mengedukasi di tengah masyarakat.

“Gerakan aksi Sapta Pesona yang kami laksanakan pada hari ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan mempromosikan destinasi Danau Toba dan sekitarnya, termasuk wisata Kabupaten Karo. Sumatera Utara ini terkenal dan ikonnya adalah Danau Toba. Oleh sebab itu, pemerintah juga mencanangkan Danau Toba termasuk di dalamnya adalah destinasi pariwisata prioritas. Kegiatan ini kami laksanakan di 7 kabupaten yang ada disekitar Danau Toba, dengan tujuan agar masyarakat, pelaku usaha bisa memberikan kontribusi pada kepariwisataan”.

Kami juga memberikan dukungan kepada beberapa home stay (rumah tinggal) yang ada di kabupaten, untuk memicu masyarakat bisa memanfaatkan rumahnya menerima wisatawan untuk tinggal (menginap) di rumahnya,” kata Perwakilan Asisten Deputi Kementerian Pariwisata RI.

Selanjutnya, untuk mengimplementasikan Gerakan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona, menurut Wilda Yanti, Direktur Bank Sampah Indonesia, dengan mensosialisasikan penanganan sampah di destinasi Pariwisata. Sebagaimana yang dikisahkan perempuan kelahiran, Tanjung Ampalo, Sumatera Barat, mengelola sampah dari teras rumah yang kemudian berkembang menjadi sebuah perusahaan.

“Saat ini saya pengelola sampah, saya direktur di bank sampah, saya pengelola Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) metode 3R, mengelola di masyarakat, di kawasan komersil, di pasar, perumahan, pemukiman, pokoknya kerjaan saya ngerjain yang kotor-kotor,” kata Wilda pemilik Bank Sampah pertama di Indonesia

Founder dan CEO, PT. Sakura Global Sinergy, perusahaan yang bergerak dibidang Kepedulian Sosial Dan Lingkungan, saat ini pihaknya fokus menangani masalah sampah, sampah kota, sampah industri, lembah pertanian, lembah peternakan, dan bahkan limbah manusia.

“Tahun 2017 kemarin saya dipercayakan sebagai Sekjen diasosiasi Bank Sampah. Isu strategisnya pariwisata saat ini masalah sampah. Saya sangat apresiasi Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Karo yang ikut mau terlibat untuk solusi sampah, minimal untuk kawasan wisata, karena wisata kita penyumbang devisa nomor dua di Indonesia setelah migas.

Turis itu tidak datang lagi ke Indonesia, bukan lagi karena isu terorisme tapi karena isu sampah. Dan setelah disurvei masalah sampah didaerah itu lebih berbahaya kalau tidak teratasi dibandingkan dengan dikota. Masalah sampah dikota itu hanya sebatas menumpuk dan bau, permasalahan sampah di desa atau dilahan pertanian dampaknya krisis pangan, gagal panen, kalau bapak disini bermasalah dengan pertaniannya bisa-bisa pasokan jeruk tidak sampai dijakarta, akibatnya harga jeruk dijakarta menjadi mahal,” imbuhnya.

“Dari sisi edukasi, saya melihat teman-teman pelaku wisata antusias dan termotimasi dan semoga dampak edukasi ini, teman-teman mau bergerak untuk menyelesaikan solusi sampah di Tanah Karo. Untuk sebuah kegiatan ada tahapan sosialisasi dan memang harus idealnya diiringi dengan pelaksanaan dilapangan dan harus ada pemanduan juga,” kata Wilda.

Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi Gerakan sadar wisata dan aksi sapta pesona Kabupaten Karo, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karo, Gelora Fajar, SH,MH, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo, Ir. Timotius Ginting Jawak, Perwakilan Kementerian Pariwisata RI, dan ratusan audiens Pelaku Wisata Kabupaten Karo. (Daris Kaban)