JAKARTA (Independensi.com) – Inilah gaya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menggerakkan ekspor dan investasi pertanian untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Menggandeng persahabatan untuk bersinergi membangun pangan.
Pada saat pertemuan ke-40 para Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ASEAN (40th AMAF) di Hanoi, Vietnam, Amran di sela-sela waktu melakukan bilateral dengan Menteri Pertanian Brunei Darussalam, Mr. Dato Ali Apong.
“Iya kita dengan Brunei Darussalam ini sebagai keluarga besar. Kita bersahabat, berada satu pulau di Kalimantan. Ikatan persaudaraan lebih penting dan segalanya dibandingkan aspek yang lain,” ujar Amran di Hanoi beberap hari lalu, Kamis (11/10).
Lebih lanjut Amran menyampaikan Indonesia dengan Brunei Darussalam memiliki kedekatan sejarah serta kesamaan kondisi lingkungan dan sumber daya alam, serta agroklimat. “Sehingga Indonesia-Brunei Darussalam penting menjalin kerjasama di bidang pangan,” ucapnya.
Saat mulai pertemuan bilateral, Mr Dato Ali Apong mengucapkan terima kasih kepada Andi Amran Sulaiman atas dukungannya terhadap upaya pengembangan pertanian padi di Brunei Darussalam. Ia berharap untuk terus ditingkatkan dan dilanjutkan.
“Kementerian Pertanian Brunei Darussalam telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan swasta penyedia bibit padi varietas unggul “Sembada” asal Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, berkat dukungan penyediaan bibit padi varietas unggul tersebut, produktivitas padi di Brunei Darussalam telah meningkat secara signifikan menjadi 6 ton perhektar dari sebelumnya hanya 2 ton perhektar. Ini sangat berarti dan penting bagi kecukupan pangan Brunei Darussalam.
“Peningkatan produktivitas menjadi perhatian utama, di saat keterbatasan Brunei Darussalam dalam penyediaan tambahan lahan untuk pangan,” sebutnya.
Menanggapi pernyataan Mr Dato Ali Apong, Menteri Pertanian RI Amran menyambut baik dan ini menjadi potensi sangat besar bagi kedua Negara untuk bersinergi mengembangkan pertanian, khususnya di wilayah perbatasan. Keberhasilan upaya ini tidak hanya akan menjamin kecukupan dan keberlanjutan pasokan pangan bagi masyarakat di kedua Negara, tetapi juga menjamin kecukupan pasokan pangan bagi masyarakat di wilayah ASEAN serta dunia.
“Kerjasama bidang pertanian di wilayah perbatasan juga dapat diperluas tidak hanya mencakup Indonesia dan Brunei Darussalan, tetapi juga Negara-negara lain yang berbatasan di wilayah ASEAN,” ungkap Amran.
Selanjutnya Amran mengatakan peningkatan produktivitas perlu upaya terintegrasi, tidak hanya pemanfaatan varietas unggul, tetapi juga introduksi inovasi dan teknologi pengelolaan air dan sumber hara. Bahkan mekanisasi yang dapat mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada wilayah-wilayah pertanian suboptimal.
“Dari semula hanya satu kali tanam per tahun menjadi 2 atau bahkan 3 kali tanam per tahun,” terangnya.
Untuk diketahui tuntutan peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Brunei Darussalam mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar (saat ini mencapai sekitar 260 juta), serta laju pertumbuhannya yang cukup tinggi, mencapai 1,4% atau sekitar 3 juta penduduk per tahun. Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, Kementerian Pertanian RI telah meluncurkan Program Upaya Khusus (UPSUS) yang mencakup perubahan kebijakan, pembangunan infrastruktur dan industri hilirisasi, pengelolaan rantai pasok, serta pemberdayaan masyarakat petani di perdesaan.
Dalam 4 tahun terakhir, program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, khususnya produksi sejumlah komoditas pertanian strategis yang meningkat secara signifikan sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor ke sejumlah Negara. Dalam 3 tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian Indonesia meningkat hingga 24%.
Amran mengundang Mr Dato Ali Apong berkunjung ke Indonesia untuk dapat melihat secara langsung kemajuan sektor pertanian di Indonesia, serta membahas rencana kerjasama pengembangan sektor pertanian di wilayah perbatasan kedua Negara. Kerjasama membangun sinergi permanen melibatkanb BUMN dan swasta untuk peningkatan produksi dan juga nilai tambah dan kesejahteraan petani di kedua negara, serta Negara-negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia dan Filipina. Mr Dato Ali Apong menyambut baik dan akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu waktu dekat.
Hadir dalam pertemuan bilateral di Hanoi 11/10/2018 tersebut, Menteri Pertanian RI didampingi oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, dan Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Tata Hubungan Kerja, serta Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri. Sementara itu, Menteri Pertanian Brunei Darussalam didampingi oleh Sekretaris Jenderal serta beberapa pejabat senior Kementerian Pertanian Brunei Darusalam.