BOYOLALI (independensi.com) – Pesawat Kenari Air tipe Airbus A330-200 dengan nomor registrasi PK-KAD dan nomor penerbangan AD-099 dari Jeddah terhempas keluar landas pacu dan terbakar saat melakukan pendaratan Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Rabu (24/10/2018) malam. Pesawat yang mengangkut 210 orang penumpang dan 10 kru ini terhempas dan menabrak pagar perimeter Bandara Adi Soemarmo.
Akibat kejadian tersebut dilaporkan 8 orang meninggal, 12 luka berat, 17 luka sedang, dan 27 lainnya luka ringan. Seluruh korban ditangani sesuai dengan prosedur penanganan korban saat kejadian darurat.
Hanya saja kejadian ini bukan peristiwa sungguhan. Ini merupakan bagian dari skenario latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-99 PT Angkasa Pura I (Persero) yang digelar di Bandara Adi Soemarmo.
Latihan ini melibatkan sedikitnya 550 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura I (Persero), TNI AU, Perum LPPNPI Kantor Distrik Surakarta, Polres Boyolali, Polsek Ngemplak, Koramil II Ngemplak, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Pabean B Surakarta, Imigrasi Kelas I Surakarta, Balai Karantina Pertanian Kelas I Surakarta, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Wilayah Kerja Adi Soemarmo, UPT Damkar Surakarta, serta beberapa rumah sakit dan puskesmas di sekitar Bandara Adi Soemarmo.
Rangkaian latihan terbagi dalam tiga latihan, yaitu latihan terkait penanganan demonstrasi massa, ancaman bom, dan keselamatan penerbangan (aviation security exercise), latihan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi (earthquake disaster) dan kebakaran gedung (fire building exercise), serta simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise).
Di samping penanganan pada saat kejadian, dalam PKD ini juga terdapat skenario penanganan pasca kejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meeters serta latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat.
“Latihan ini merupakan upaya menguji dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta fungsi komando, komunikasi, dan koordinasi. Diharapkan masing-masing personel di Bandara Adi Soemarmo dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menguji, melatih, sekaligus memantapkan kemampuannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing dalam menanggulangi keadaan darurat,” katakata Gen Manager Bandara Adi Soemarmo Abdullah Usman, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (24/10/2018).
“Aspek keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penerbangan. Sehingga untuk menjamin keselamatan penerbangan, keamanan dan kenyamanan moda transportasi udara serta untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari kecelakaan penerbangan, diperlukan latihan terpadu yang melibatkan seluruh instansi terkait untuk menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat. Selain itu, simulasi PKD kali ini dilakukan pada malam hari, mengingat kondisi darurat bisa terjadi kapan saja, tanpa mengenal waktu,” imbuh Direktur Operasi Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose.
Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola Angkasa Pura I melaksanakan latihan PKD. Simulasi penanggulangan keadaan darurat di Bandara Adi Soemarmo ini merupakan latihan PKD ke-5 yang diadakan oleh Angkasa Pura I di tahun 2018. Sebelumnya, latihan PKD telah diadakan di Bandara Juanda Surabaya, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Setelah di Bandara Adi Soemarmo, PKD akan digelar di Bandara El Tari Kupang (November 2018) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (Desember 2018).