Bank DKI bekerjasama dengan PT JTD Jaya Pratama melakukan penandatanganan perjanjian kredit sindikasi senilai Rp13,7 triliun untuk pembiayaan investasi tahap 1 (Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang) yang merupakan bagian dari 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta.

Bank DKI Pimpin Sindikasi Pembiayaan Proyek Tol Dalam Kota Jakarta Rp 3,9 T

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Bank DKI bekerjasama dengan PT JTD Jaya Pratama melakukan penandatanganan perjanjian kredit sindikasi senilai Rp13,7 triliun untuk pembiayaan investasi tahap 1 (Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang) yang merupakan bagian dari 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta.

Perjanjian kredit tersebut melibatkan 29 Kreditur dengan 6 Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB).

Direktur Keuangan Bank DKI, Sigit Prastowo menyampaikan, Sebagai salah satu JMLAB, Bank DKI mendapatkan porsi penyaluran kredit sebesar Rp500 miliar dan mengkoordinir 16 BPD dengan total partisipasi sebesar Rp3,9 triliun.

Penyaluran kredit tersebut didasarkan pertimbangan bahwa sektor infrastruktur jalan tol merupakan sektor yang potensial serta merupakan infrastruktur yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan wilayah dan peningkatan ekonomi.

Selain itu penyaluran kredit kepada PT JTD Jaya Pratama juga didasarkan pada reputasi dan kinerja keuangan yang baik serta mempertimbangkan bahwa PT JTD Jaya Pratama merupakan anak perusahaan dari PT Pembangunan Jaya sebagai salah satu BUMD Provinsi DKI Jakarta.

Sebelumnya, Bank DKI juga telah berpartisipasi dalam penyaluran kredit pada sejumlah proyek infrastruktur seperti kepada PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC) untuk pembangunan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated Lintas Marga Sedaya untuk proyek ruas tol Cikampek-Palimanan, Marga Bumi Adhikaratya untuk proyek ruas tol Gempol-Pandanan.

Per November 2018, portofolio kredit sindikasi Bank DKI kepada sektor infrastruktur, transportasi dan kelistrikan mencapai Rp6,14 triliun. Adapun total penyaluran kredit sindikasi Bank DKI per November 2018 tercatat sebesar Rp8,61 triliun.

Ruas jalan tol yang dibangun bertujuan untuk menambah kapasitas jaringan jalan arteri yang ada serta untuk melayani lalu lintas yang lebih lancar dan lebih baik.

Seluruh struktur badan jalan dibangun dengan konstruksi Tol Melayang (Elevated), atau dibangun di atas jalan arteri yang sudah ada, serta infrastruktur yang sudah terbangun sebelumnya.

Selain itu, ruas jalan tol yang dibangun juga dirancang untuk meminimalisasi pembebasan lahan dan memaksimalkan pemanfaatan ruang infrastruktur kota yang ada.

Ruas jalan tol tersebut nantinya akan menyediakan berbagai fasilitas terintegrasi yang memudahkan penggunanya untuk mengakses fasilitas transportasi umum.

Sistem Bus Rapid Transit (BRT) on the Toll Road merupakan yang pertama dirancang di Indonesia, yaitu jalan tol yang dilengkapi oleh shelter bus sepanjang koridornya. BRT ini terakomodasi dengan tiga koridor, yaitu Blue Line, Red Line, dan Green Line. BRT juga melayani perjalanan jarak jauh dengan jarak antar shelter 3 hingga 4 kilometer.

One comment

Comments are closed.