Kolaborasi budaya dan seni di Festival Geopark Bojonegoro melalui tari kayangan api, tari thengul, dan tayub memberikan gambaran betapa kayanya kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

Api Abadi Jadi Pusat Kemeriahan Festival Geopark Bojonegoro

Loading

BOJONEGORO (IndependensI.com) – Wisata Api Abadi Kayangan Api di Bojonegoro menjadi landmark bagi kehadiran festival Geopark Bojonegoro. Sebuah peninggalan sejarah panjang peradaban Tanah Air.

Festival pun dikemas semenarik mungkin dengan mengedepankan interaksi dengan pengunjung dan wisatawan yang datang.

Diselenggarakan pada hari Sabtu hingga Minggu 24 – 25 November 2018, festival ini ditargetkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Geopark Kayangan Api dan wisata geologi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro.

Bukan hanya itu, kolaborasi budaya dan seni melalui tari kayangan api, tari thengul, dan tayub memberikan gambaran betapa kayanya kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

Tari kayangan api menggambarkan tentang api abadi yang tak kunjung padam, terletak di tengah hutan di desa Sendang Harjo kecamatan Ngasem.

Kayangan Api merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walau turun hujan sekalipun.

Konon, Kayangan Api adalah tempat pertapaan dan pembuatan pusaka dari seorang Empu di zaman Majapahit bernama Empu Supa dan kini menjadi salah satu objek wisata unggulan Bojonegoro. Pada waktu-waktu tertentu Kayangan api juga menjadi tempat wisata mistis yg banyak didatangi wisatawan. Api terlihat sangat jelas di malam hari dan merupakan salah satu sumber api abadi terbesar di dunia.

Sementara Tari Thengul menggambarkan salah satu tokoh wayang thengul yang terbuat dari kayu,sehingga mempunyai gerak yang kaku, menyiku, patah patah dan berekspresi lucu tapi tetap terlihat cantik dengan bedak putih yang menaburi wajahnya.

Aku thengul aku lucu
Aku wayang thengul
Metenteng thengal thengul nguuullll….

Pembukaan acara Festival Geopark Bojonegoro juga ditandai dengan diluncurkannya mahakarya wastra dari Komandan Kodim 0813/Bojonegoro, Letkol Arh Redinal Dewanto S. sos M.I Pol dengan motif yang diberi nama “Ki Nogo Rojo Sang Prabu Angling Dharma”, sebagai persembahan memperingati HUT Bojonegoro ke 341.

Unsur naga bergola ini adalah penjelmaan dari Sang Guru Prabu Angling Dharma yang mewariskan ilmu kesaktiannya kepada Prabu Angling Dharma sebagai wujud kasih sayangnya pada sang Prabu sehingga Prabu Angling Dharma memiliki banyak kesaktian mandra guna.

Tak hanya tarian tradisional khas Bojonegoro, kuliner khas Bojonegoro mulai dari nasi pecel daun jati, lemet, sego buwuhan, hingga sayur ikan pe turut memanjakan wisatawan dan masyarakat yang hadir.

Salah seorang pengunjung mengatakan sangat terkesan dengan wisata kuliner yang tersedia, selain harganya terjangkau dan memang menunya tradisional khas Bojonegoro.

Wakil Bupati Budi Irwanto yang membuka langsung acara turut memberikan apresiasi penyelenggaraan Festival Geopark yang baru pertama kali dilaksanakan.

“Ini sebagai wujud promosi wisata Bojonegoro. Kita ketahui Bojonegoro memiliki beberapa wisata geopark salah satunya kayangan api dan Teksas Wonocolo,” ujarnya dalam keterangan press, Rabu, 28/11.

Ke depan menurut Wawan, sapaan akrabnya, festival-festival yang berkaitan promosi wisata lokal Bojonegoro akan terus digalakkan.

“Kita akan lanjutkan festival-festival lainnya ke depannya. Potensi wisata di Bojonegoro sangat banyak bagus jika diadakan festival-festival yang lain untuk mempromosikan wisata Bojonegoro,” terangnya.

Tak cukup sampai di situ, penyanyi jebolan Indonesia Idol, Regina dan musisi Djaduk Ferianto juga turut menghibur ribuan masyarakat dan wisatawan yang berbaur menghangatkan suasana di udara dingin di kawasan hutan jati.

Festival Geopark 2018 Bojonegoro ditutup dengan meriah. Penampilan Anji yang berhasil membius penonton di lokasi wisata Api Abadi Kayangan Api.

Pemilik tembang Dia ini mememuji keunikan wisata Kayangan Api yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, wisata tersebut jarang di jumpai di tempat lain.

“Selama saya berkeliling dari Sabang sampai Merauke, dari barat hingga timur dan tengah, belum pernah melihat wisata yang sangat unik. Saya nyesel baru bisa datang ke Kayangan Api kali ini. Kok nggak dari dulu saja,” puji Anji.

Anji mengatakan, merasa bangga bisa hadir dan menyaksikan keindahan Api Abadi Kayangan Api itu. Karenanya, menjadi kewajibannya untuk turut membantu mempromosikan wisata kebanggaan warga Bojonegoro.

Festival Geopark selain bertujuan mengenalkan potensi Bojonegoro, diharapkan juga menambah okupansi hotel dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan kuliner serta cinderamata.

One comment

Comments are closed.