JAKARTA (Independensi.com) – Disaat sejumlah Kejaksaan Negeri memperoleh penghargaan prestisius berupa Siddhakarya dari Jaksa Agung HM Prasetyo saat menutup rapat kerja Kejaksaan di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar pada 30 November 2018, diam-diam Kejaksaan Negeri Wonogiri melalui Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) tidak kalah menorehkan prestasi.
Penghargaan pun diperoleh TP4D Kejari Wonogiri berupa “Radar Solo Award” dari koran Radar Solo salah satu media grup Jawa Pos, untuk bidang Inovasi Pengawalan dan Pengaman Pembangunan dan Pemerintah berkat keberadaan Aplikasi “Go Walman” atau “Ayo Kawal dan Amankan” pembangunan.
Penghargaan itu diterima Kepala Kejaksaan Negeri Wonogiri Doddy Budi Kelana dalam acara yang diselenggarakan pihak Jawa Pos Radar Solo di Hotel Harris, Solo, Jawa Tengah, Jumat (30/11/2018) malam. Acara ini dihadiri antara lain Kepala Diskominfo Jawa Tengah Dadang Sumatri mewakili Gubernur Ganjar Pranowo dan Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Agus Triatmaja mewakili Kapolda Irjen Pol Condro Kirono
Kepala Kejaksaan Negeri Wonogori Doddy Budi Kelana saat berbincang-bincang melalui telepon, Minggu (02/12/2018) mengaku tidak menyangka sama sekali akan mendapat penghargaan dari media Radar Solo berkat aplikasi Go Walman.
“Saya nggak ngerti, tiba-tiba dapat penghargaan. Tapi ya kami memang membuat terobosan dalam upaya mengawal dan mengamankan pembangunan di Wonogiri dengan membuat inovasi berupa aplikasi tersebut,” kata Doddy.
Pertimbangan dibuatnya aplikasi karena wilayah Kabupaten Wonogiri begitu sangat luas mencapai 1.830 km2 dengan 25 kecamatan, 251 desa dan 46 kelurahan yang kondisi medan di beberapa wilayah kecamatannya sangat berat dan sulit dijangkau serta menguras fisik. “Kami ini di pojok sekali, berbatasan dengan Yogyakarta dan Jawa Timur,” tuturnya.
Sementara di satu sisi pihaknya melalui TP4D diminta bantuan oleh Bupati Wonogiri untuk mengawal dan sekaligus mengamankan pembangunan di 113 titik proyek dengan nilai total anggaran Rp355 miliar.
Oleh karena itu dia kemudian minta kepada Kasi Intel Amir Akbar Nurul Qomar untuk membuat terobosan mengingat SDM terbatas dibanding banyaknya proyek yang harus dikawal dan diamankan TP4D.
Akhirnya lahir inovasi berupa aplikasi “Go Walman” yang menjadi sarana bagi TP4D membantu pendampingan atau konsultasi dengan satuan kerja pemerintah serta memudahkan pengawalan dan pengamanan terhadap seluruh proyek.
“Caranya semua kegiatan yang menyangkut di 113 titik proyek kita masukan dalam aplikasi masing-masing dan kita lakukan monitoring secara langsung,” tutur Doddy. Dikatakannya dengan cara itu maka yang seharusnya satu titik memakan waktu delapan jam jika untuk memonitor langsung ke lapangan, tapi melalui aplikasi “Go Walman” cukup hanya memakan waktu 15 menit.
“Ternyata berhasil. Alhamdulillah semua terkontrol dengan baik, pekerjaan optimal dan titik-titik rawan kita dapat monitor dan langsung kami kasih petunjuk,” tutur pria kelahiran Bandung ini yang akan berusia 58 tahun pada April 2019.
Namun, katanya, keberadaan aplikasi tidak meniadakan pertemuan fisik antara TP4D dan pemohon dari satker yang proyeknya dapat pengawalan. “Pada situasi tertentu pertemuan TP4D dengan pemohon masih sangat diperlukan. Begitupun saat TP4D melakukan kunjungan dan pemeriksaan fisik terhadap proyek-proyek yang dikerjakan,” ujar penyuka sepeda ontel ini.
”Aplikasi ini memang bisa digunakan jika ada persoalan yang cukup diselesaikan secara online. Misalnya satjer mau berkonsultasi kajian hukum soal proyek atau kegiatan yang akan dijalankan,” tutur dia.
Dikatakannya juga pihaknya selalu mengikutsertakan rekan wartawan saat memonitor ke lapangan. “Jadi kami bawa juga rekan-rekan wartawan saat memonitor proyek-proyek itu.”
Ditambahkan Doddy terobosan lain yang dilakukan dalam upaya mengawal dan mengamankan pembangunan di Wonogiri adalah membuat fakta integritas kepada pemerintah dan rekanan yang melaksanakan kegiatan di atas meterai.
“Jadi kalau ada apa-apa tinggal ditangkap aja yang menyimpang dari fakta integritas tersebut,” tutur mantan Kajari Lebong, Bengkulu ini seraya berharap menjelang akhir tahun 2018 yang tinggal beberapa hari lagi penyerapan anggarannya dapat maksimal.
“Sesuai target pekerjaan, Alhamdulillah ada yang lebih. Sedang yang kurang akan kita bantu dimana hambatannya. Karena semua itu harus tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Kalau nggak, fakta integritas nanti yang berbicara,” ujar Doddy.
Saat ini aplikasi ‘Go Walman’ sudah bergaung di kalangan kejaksaan lainnya di wilayah Jawa Tengah. “Bahkan di grup WA dari Kejaksaan Tinggi meminta para Kajari lain agar menindaklanjuti seperti programnya Kajari Wonogiri. Jadi kami mungkin nanti akan mempresentasi tekhnisnya untuk membuat aplikasi tersebut,” tuturnya mengakhiri pembicaraan. (MJ Riyadi)
Nice posts! 🙂
___
Sanny